Minggu, 04 Desember 2011

Friendster: dari Social Network Menjadi Social Game

halooo pemisra eh pemirsa :D lama tak update blog ini nih.. #saking kebanyakan blog jadi pada terlantar deh hehe.
pasti inget kan sama yang namanya friendster? dulu kita sering singkat dengan FS, jejaring sosial yang paling T.O.P.B.G.T sebelum facebook muncul ke dunia maya, alhamdulillah saya pernah mengalami masa kejayaan Friendster ini. Friendster yang dulu menjadi bintangnya di jejaring sosial dunia maya sepertinya kini sudah padam.
awalnya cuma iseng pengen liat FS saya yang sudah lama tak ditengok, kali aja ada cewe yang ngajak kenalan hehe.. namun sungguh terkaget-kaget saya, ko FS saya gak ada page SONET alias Sosial Network dan yang ada hanya halaman Game, game nya sih seperti game facebook or game yang disini. tapi kenapa ya? FS yang dulu menguasai dunia maya dengan Sosial Network nya kini berganti wajah ke Online Game seperti itu.
wah fenomena ini seperti nya hampir sama dengan fenomena blog yang tidak terindex google karena berdomain CO.CC yang saya tulis di blog ini.
padahal selama facebook merajalela friendster terus melakukan perubahan – perubahan agar para membernya tidak semuanya meninggalkan situs tersebut, mulai dari penambahan fitur chatting seperti facebook, namun usaha tersebut sepertinya gagal dan memilih untuk merubah semuanya menjadi situs social game. hmm saya pribadi sih sebenernya kecewa juga karena friendster mempunyai banyak kenangan untuk pribadi saya. karena pertama kali saya kenal dengan sosial network yaitu friendster sampai berkenalan dengan teman-teman baru yang alhamdulillah sampai sekarang masih berteman baik :D :-) itu semua melalui friendster.
jatuhnya friendster sepertinya sangat berat untuk bangkit dan mengibarkan Branding friendster sebagai situs Sosial Network dan pengelola membuat Branding baru yakni Friendster sebagai Sosial Game karena member friendster masih sama seperti dulu dan mereka bisa memainkan game yang ada di friendster.
maaf bila tulisan dan kata-katanya berantakan hehe :P

Kamis, 01 Desember 2011

EKSIPIEN TABLET ANTI ADHEREN

ANTI ADHEREN
Fungsi utama dari anti adheren adalah mencegah penempelan tablet pada punch atau pada dinding die. (Lachman Tablets, 110)
-        Bahan yang paling baik adalah yang larut air dan yang paling efisien adalah DL-leusin. (Lachman Tablets, 114)
-        Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi picking. (Lachman Tablets, 114)
Jenis Kadar (%)
Talk 1-5
Cornstarch 3-10
Cab-O-Sil 0,1-0,5
Siloid 0,1-0,5
DL-leusin 3-10
Sodium lauril sulfat <1
Metalik stearat <1

1. Talk (HOPE, 5th,767)
Pemakaian           : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai antiadheren dengan konsentrasi 1-10%.
Kelarutan              : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air
pH                            : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma. OTT : Senyawa ammonium kuatener

2. Starch (HOPE, 5th,725)
Pemakaian : 3-10 %, merupakan antiadheren yang paling umum digunakan. Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak
Kelarutan              : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin
pH                            : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)
Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah kedap udara. OTT : -
Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik. Sebelum digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi.

3. Cab-O-Sil (HOPE, 5th,188)
Pemakaian           : Sebagai antiadheren dipakai dengan konsentrasi 0,1-0,5 %
Kelarutan              : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam kecuali asam hidroflorat, larut dalam larutan alkali hidroksida panas. Membentuk dispersi koloid dengan air.
pH                            : 3,5-4,4 (4% w/v aqueous dispersion)
Stabilitas dan Penyimpanan : Higroskopis. Penyimpanan di tempat yang sejuk dan kering OTT   : Dietilstilbestrol

Sodium Lauril Sulfat (HOPE, 5th,687)
Pemakaian           : Sebagai antiadheren tablet konsentrasi yang digunakan <1%
Kelarutan              : Larut dalam air, (giving an opalescent solution), praktis tidak larut kloroform dan eter.
pH                            : 7-9,5 dalam larutan 1% b/v
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dalam kondisi normal. Larutan dengan pH di bawah 2,5 dapat memicu hidrolisis menghasilkan lauril alkohol dan sodium bisulfat. Simpan di wadah yang kering dan tertutup baik.
OTT : Surfaktan kationik

EKSIPIEN TABLET GLIDAN

GLIDAN
Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik aliran dari granul atau meningkatkan aliran granul dari hopper ke dalam die. (Lachman Tablets, 110)
-        Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1 hingga 1:4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan mempengaruhi disintegrasi dan disolusi tablet. (Lachman Tablet, 116)
-        Golongan silika adalah glidan yang paling efisien, kemungkinan karena ukuran partikelnya yang kecil. Golongan silika dapat menunj ang aliran granul dengan meningkatkan bobot tablet dan menurunkan variasi bobot tablet.
Jenis Kadar (%)
Talk 5
Cornstarch 5-10
Cab-O-sil                     (silicadioksida) 0,1-0,5
Siliod 0,1-0,5
Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets, 177)






1. Talk (HOPE, 5th,767)
Pemakaian             : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai glidan dengan konsentrasi 1-10%.
Kelarutan               : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air
pH                             : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma.
OTT                           : Senyawa ammonium kuatener

2. Starch (HOPE, 5th,725)
Pemakaian : 5-10 %, merupakan glidan yang paling umum digunakan. Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak
Kelarutan               : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin
pH                             : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)
Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah kedap udara. OTT : -
Keamanan          : Starch merupakan senyawa makanan yang dapat dimakan yang dikenal secara luas keamanannya.
Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik. Sebelum digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi.

3. Cab-O-Sil (HOPE, 5th,188)
Pemakaian             : Sebagai glidan dipakai dengan konsentrasi 0,1-0,5 %
Kelarutan               : praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam kecuali asam hidroflorat, larut dalam larutan alkali hidroksida panas. Membentuk dispersi koloid dengan air.
pH                             : 3,5-4,4 (4% w/v aqueous dispersion)
Stabilitas dan Penyimpanan : Higroskopis. Penyimpanan di tempat yang sejuk dan kering OTT   : Dietilstilbestrol

EKSIPIEN TABLET LUBRIKAN

LUBRIKAN
Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet. (Lachman Tablets, 110) Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih dari 1%) untuk menghasilkan kecepatan aliran yang optimum. (Lachman Tablets, 112)
Water Soluble Lubricant Water Insoluble Lubricant
Jenis Kadar (%) Jenis Kadar (%)
Asam borat 1 Logam (Mg, Ca, Na) stearat ¼-2
Sodium klorida 5 Asam stearat ¼-2
DL-leusin 1-5 Sterotex ¼-2
Carbowax 4000/6000 1-5 Talk 1-5
Sodium oleat 5 Waxes 1-5
Sodium benzoat 5 Stearowet 1-5
Sodium asetat 5 Gliseril behapate (Compritol888); dapat pula sebagai pengikat; dikombinasi dengan
Mg-stearat untuk mengurangi
resiko sticking dan caping.

Sodium lauril sulfat 1-5

Mg-lauril sulfat 1-2

Sodium benzoat+sodiumasetat 1-5

(Lachman Tablets, 113-114)

1. Sodium Benzoat (HOPE, 5th,662)
Pemakaian          : Digunakan sebagai lubrikan tablet pada konsentrasi 2-5%
Kelarutan            : pada suhu 25°C dalam etanol 95% (1:75), etanol 90% (1:50), air (1: 1,8) dan (1:1,4 pada suhu 100°C)
pH                           : 8 untuk larutan jenuh pada suhu 25°C
Stabilitas dan Penyimpanan : Disimpan di wadah yang kering dan tertutup baik.
OTT    : senyawa kuatener, gelatin, garam ferri (ferric salts), garam kalsium, dan garam logam berat termasuk perak, lead, dan raksa.

2. Sodium Lauril Sulfat (HOPE, 5th,687)
Pemakaian           : Sebagai lubrikan tablet konsentrasi yang digunakan 1-2%
Kelarutan              : Larut dalam air, (giving an opalescent solution), praktis tidak larut kloroform dan eter.
pH                            : 7-9,5 dalam larutan 1% b/v
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dalam kondisi normal. Larutan dengan pH di bawah 2,5 dapat memicu hidrolisis menghasilkan lauril alkohol dan sodium bisulfat. Simpan di wadah yang kering dan tertutup baik.
OTT                          : Surfaktan kationik

3. Magnesium stearat (HOPE, 5th,430)
Pemakaian         : Digunakan di dalam formulasi farmasetika sebagai lubrikan dengan konsentrasi antara 0,25-5%.
Kelarutan            : Praktis tidak larut etanol, etanol 95%, eter, dan air. Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol 95% hangat.
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil dan disimpan di wadah yang kering dan tertutup rapat.
OTT                          : Asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan oksidator kuat.

4. Asam Stearat (HOPE, 5th,731)
Pemakaian           : Digunakan di dalam formulasi sediaan tablet sebagai lubrikan pada konsentrasi 1-3%
Kelarutan            : sangat larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform dan eter, larut dalam etanol, heksana, dan propilenglikol, dan praktis tidak larut air.
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, simpan di wadah yang kering dan tertutup rapat
OTT                        : Logam hidroksida dan senyawa oksidator. Asam stearat dilaporkan dapat menyebabkan pitting pada tablet salut film.

5. Talk (HOPE, 5th,767)
Pemakaian         : Digunakan di dalam formulasi tablet sebagai pengisi dan lubrikan. Konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan 1-10%.
Kelarutan              : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut organik dan air
pH                            : 6,5 -10 untuk dispersi 20% b/v
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160°C tidak lebih dari sejam, juga dapat disterilkan dengan otilen oksida atau penyinaran gamma.
OTT        : Senyawa ammonium kuatener

EKSIPIEN TABLET DISINTEGRAN

 DISINTEGRAN

Fungsi: untuk memudahkan hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna.
Disintegran ada dua macam, yaitu :
-           Penghancur dalam: disintegran dicampur dengan bahan lainnya sebelum ditambah dengan larutan penggranul
-           Penghancur luar : disintegran ditambahkan setelah granul terbentuk
Ditambahkan dua macam penghancur ini jika tablet dibuat dnegan cara granulasi.

1. Starch (amylum) (HOPE, 5th 723)
Mekanisme kerja disintegrasi oleh starch :
-           dengan membentuk pathways dalam matriks tablet sehingga air dapat masuk melalui pori (kapiler) sehingga menghancurkan tablet
-           starch mengembang ketika terekspos oleh air
-           saat pengempaan, terjadi distorsi pada bentuk starch; ketika terekspos oleh air, terjadi rekoveri bentuk starch
(Lachman Tablet, 175)
Pemakaian : 3-15 %, merupakan disintegran yang paling umum digunakan. Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin
pH              : 5,5-6,5 pada 25°C (2% w/v aqueous dispersion of corn starch)
Stabilitas dan Penyimpanan : Penyimpanan di tempat yang sejuk, kering, dan dalam wadah kedap udara.
OTT : -
Keamanan : Starch merupakan senyawa makanan yang dapat dimakan yang dikenal secara luas keamanannya.
Perhatian khusus : Simpan dalam tempat yang bersih, kering, dan ruang berventilasi baik. Sebelum digunakan, harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi.

2. Starch 1500 (HOPE, 5th 731)
Pemakaian : sebagai disintegran digunakan 5-10 %.
Kelarutan : praktis tidak larut pelarut organik. Sedikit larut dalam pelarut air dingin.
pH                   : 4,5-7 untuk larutan dispersi 10% b/v.
Stabilitas dan Penyimpanan : stabil tetapi higroskopis. Disimpan di wadah yang tertutup baik dan kering.
OTT : -
Keamanan : Banyak digunakan di dalam formulasi sediaan tablet oral, merupakan bahan nontoksik dan noniritasi.
–      Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa luar pada metoda granulasi basah)
Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah

3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab) (HOPE, 5th,701)
Merupakan serbuk dengan aliran yang baik yang digunakan sebagai penghancur pada pembuatan tablet dengan metode kempa langsung atau granulasi basah. Meskipun keefektifan kebanyakan penghancur dipengaruhi oleh eksipien hidrofobik seperti lubrikan, tetapi tidak berlaku untuk keefektifan primogel. Meningkatnya tekanan kompresi tablet juga tidak mempengaruhi waktu hancur.
(HOE h.581)
Pemerian : serbuk yang memiliki laju alir baik, putih sampai agak putih, tidah berbau dan tidak berasa.
Pemakaian : Konsentrasi yang biasa digunakan di dalam formulasi tablet adalah antara 2-8% dengan konsentrasi optimum 4%., walaupun dalam banyak kasus, 2% sudah cukup.
Kelarutan : Larut sebagian di dalam etanol (95%), praktis tidak larut air.
pH                   : 3-5 atau 5,5-7,5 untuk larutan dispersi 3,3%
Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, disimpan di wadah yang tertutup baik terhindar cahaya OTT      : asam askorbat

4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Ac-Di-Sol, HPC) 

Metil selulosa (HOPE, 5th,462)
    Merupakan polimer selulosa rantai panjang yang rata-rata memiliki dua gugus hidroksi pada setiap unit heksosa yang termetilasi. Variasi bahan di pasaran berbeda dalam tingkat substitusi dan panjang rantai selulosanya. Metilselulosa dengan viskositas besar biasa digunakan dalam formulasi tablet sebagai penghancur.
    Pemakaian : Sebagai disintegran digunakan 2-10%
    Kelarutan : Larut dalam air dingin tetapi tidak larut dalam air panas. Tidak larut dalam eter, alkohol, kloroform, dan larutan jenuh garam. Larut dalam asam asetat glasial dan dalam campuran alkohol dan kloroform dengan perbandingan sama.
    pH           : 5,5-8 untuk suspensi 1% b/v.
    Stabilitas dan Penyimpanan : Serbuk metilselulosa stabil walaupun sedikit higroskopis. Disimpan di tempat kering dengan wadah trtutup baik.
    OTT : aminakrine hidroklorida, kolesterol, merkuri klorida, merkuri klorida, fenol, resorsinol, asam tanat, dan perak nitrat. (OTT ditunjukkan oleh kekeruhan dan hilangnya viskositas).

    CMC-Na (HOPE, 5th,120)
      Kelarutan : praktis tidak larut di dalam aseton, etanol, eter, dan toluene. Mudah terdispersi di dalam air membentuk larutan koloid.
      pKa : 4,3, larutan 1% dalam air mempunyai pH 6-8,5. Stabil pada rentang pH 5-10. viskositas musilago CMC Na menurun drastis pada pH di bawah 5 atau pH di atas 10.
      Stabilitas dan Penyimpanan : Pada kondisi kelembaban tinggi, CMC-Na dapat menyerap sejumlah air. Pada sediaan tablet hal tersebut berkaitan dengan penurunan kekerasan tablet dan peningkatan waktu hancur.
      OTT : Larutan asam kuat, garam besi terlarut dan logam lain seperti aluminium, raksa, dan seng, juga dengan xantan gum. Pengendapan dapat terjadi pada pH di bawah 2 dan ketika dicampurkan dengan etanol (95%). 

      Avicel (HOPE, 5th,134)
        Avicel yang digunakan merupakan avicel yang tidak terdispersi di dalam air, dapat digunakan sebagai pengikat, pengisi, penghancur, dan pelincir pada sediaan tablet.
        -        Avicel jika dikombinasi dengan starch lebih efektif daya disintegrasinya
        -        Kekurangan avicel adalah kecenderungannya untuk membentuk muatan listrik dan meningkatkan kandungan lembab, terkadang menyebabkan pemisahan pada saat granulasi. Hal ini dapat diatasi dengan mengeringkan avicel untuk menghilangkan lembab.
        -        Pada saat digranulasi basah, dikeringkan, kemudian dikompres, tablet yang terbentuk tidak hancur secepat saat tidak terbasahi.
        (Lachman Tablet, 175) Pemakaian : Sebagai penghancur tablet digunakan 5-15%
        Kelarutan : Tidak larut dalam air, pelarut asam dan pelarut organik lainnya, agak sukar larut dalam NaOH (1:20).
        pH stabilitas : 5,5 – 7
        Stabilitas dan Penyimpanan : stabil, higroskopis, simpan dalam wadah tertutup rapat.
        OTT : senyawa oksidator kuat, zat sensitif lembab (c/ aspirin, penisilin, vitamin), kecuali avicel dikeringkan sampai kandungan lembabnya kurang dari 1 % dan diperlakukan di ruangan kelembaban rendah. HCl, HgCl, AgNO3, fenol, asam tanat.
        Ac-Di-Sol (HOPE, 5th,211)
          Natrium Kroskarmelosa digunakan dalam sediaan oral sebagai penghancur untuk kapsul, granul, dan tablet. Di dalam formulasi tablet, natrium kroskarmelosa dapat digunakan baik di dalam proses kempa langsung maupun granulasi basah. Jika digunakan pada granulasi basah maka Ac-Di-sol ditambahkan pada tahap proses basah dan kering (intra- dan ekstragranuler)
          -        Ac-Di-Sol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan sebagai disintegran dalam konsentrasi rendah (Lachman Industri, 703)
          Pemakaian : Konsentrasi 2% b/b digunakan untuk tablet kempa langsung sedangkan untuk proses granulasi basah digunakan konsentrasi 3% b/b.
          Kelarutan             : Tidak larut dalam air
          Stabilitas dan Penyimpanan : Disimpan di tempat kering, dingin, dan tertutup baik.
          OTT            : efek penghancur dari Acdisol dapat turun dalam proses pembuatan tablet dengan granulasi basah ataupun kempa langsung dimana terdapat bahan lain yang higroskopis seperti sorbitol.

          5. Gums (agar, pectin, guar gum)
          Guar gum (HOPE, 5th,315)
          Nama dagang guar gum : Jaguar
          Guar Gum berupa polimer, aliran baik, tidak sensitif terhadap pH, kelembaban. Warnanya tidak benar-benar putih; hilang warnanya pada tablet yang bersifat basa saat penyimpanan.
          (Lachman Tablet, 176)
          Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang relatif rendah Guar gum digunakan di kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasetika. Di dalam formulasi tablet biasanya digunakan sebagai pengikat dan penghancur.
          Pemakaian                  : konsenrasi 1-10%
          Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik. Di dalam air panas dan dingin guar gum terdispersi dan mengembang membentuk larutan tiksotropik dengan viskositas tinggi.
          pH  : 5-7 pada dispersi 1% b/v
          Stabilitas dan Penyimpanan : Dispersi guar gum memiliki kerja sebagai dapar (buffering action) dan stabil pada pH 4-10,5. Pemanasan yang lama dapat menurunkan viskositas dispersi. Disimpan di wadah kering dan tertutup baik.
          OTT                                 : Aseton, alkohol, tanin, asam kuat dan alkali. Ion borat jika terdapat di dalam dispersi akan mencegah hidrasi guar gum.

          6. Solka floc (selulosa kayu murni) (HOPE, 5th,136)
          -        Putih, berserat, inert, dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan starch untuk aspirin, penisilin, dan obat yang sensitif terhadap pH dan lembab.
          -        Efektif jika dikombiansi dengan clays (c/ kaolin, bentoni seperti amonium klorida, natrium salisilat, dan vitamin.
          (Lachman Tablet, 175) Pemakaian : Digunakan sebagai penghancur tablet pada konsentrasi 5-15%
          Kelarutan : praktis tidak larut air, asam dan kebanyakan pelarut organik. Sedikit larut dalam 5% b/v larutan natrium hidroksida.
          pH                   : 5-7,5 (suspensi 10% b/b)
          Stabilitas dan Penyimpanan : stabil, sedikit higroskopis. Disimpan di wadah kering dan tertutup baik.
          OTT                 : senyawa oksidator kuat

          7. Clays (Veegum, bentonit, kaolin)
          -        Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi
          -        Penggunaan terbatas hanya pada tablet berwarna, karena warnanya tidak benar-benar putih
          -        Daya hancur kaolin lebih lemah daripada polimer-polimer berwarna.
          (Lachman Industri, 702)
          §  Bentonit (HOPE, 5th,58)
          Kelarutan :praktis tidak larut dalam air dan dalam larutan air tetapi mengambang menjadi massa yang homogen dan menempati kurang lebih 12 kali volume serbuk keringnya. Praktis tidak larut dan tidak mengembang dalam pelarut organik.
          pH : 9,5-10,5 untuk larutan 2% b/v (suspensi dalam air)
          Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil terhadap suhu tinggi (lebih rendah dari 400°C). Dapat disterilisasi panas. Untuk serbuk sterilisasi pada suhu 170°C selama 1 jam setelah dikeringkan 100°C. Suspensi dalam air disterilisasi dengan autoklaf.
          OTT : Elektrolit kuat, partikel atau larutan yang bermuatan positif (kationik), sulphurated potash dan acriflavine HCl. Bentonit yang terdispersi akan terendapkan oleh adanya asam (karena dispersinya bersifat basa) dan oleh adanya alkohol.

          §  Veegum (HOPE, 5th,418)
          Pemakaian : Sebagai penghancur tablet digunakan pada konsentrasi 2-10%
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, tetapi dapat membentuk suatu dispersi koloid tiksotropik, praktis tidak larut dalam pelarut organik. Bisa tercampur dengan menggunakan alkohol sampai 40%.
          pH stabilitas : 3-11 (Art of compounding, 303)
          Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil jika disimpan pada kondisi kering. Stabil pada rentang pH yang cukup besar, memiliki kapasitas permukaan basa, mengabsorpsi beberapa senyawa organik, tercampurkan dengan pelarut organik. Disimpan di wadah tertutup baik.
          OTT : Obat yang bersifat asam di bawah pH 3,5. Veegum dapat mengabsorpsi obat yang aktif sehingga mengakibatkan ketersediaan hayati yang rendah dari obat tersebut jika obat terikat kuat. (contoh : amfetamin sulfat, tolbutamid, warfarin sodium dan diazepam)

          8. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
          -        Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)
          -        Memiliki afinitas yang besar terhadap air
          -        Tidak larut dalam air, sedikit asam dalam reaksi, dan sebaiknya hanya digunakan pada granulasi netral atau asam.
          -        Jika digunakan bersama garam alkali atau garam asam organik dapat membentuk gel dan menunda disintegrasi tablet
          -        Kompatibel untuk aspirin, analgesik, asam askorbat, formulasi multivitamin, dan garam asam. (Lachman Tablet, 175) 

          Na-alginat (HOPE, 5th,656)
          Na-alginat digunakan di dalam formulasi tablet sebagai pengikat dan penghancur. Selain itu digunakan juga di dalam formulasi sediaan sustained release karena sifatnya yang dapat menunda/memperlambat disolusi zat aktif dari tablet dan suspensi.
          Pemakaian : Sebagai penghancur tablet digunakan 2,5-10%.
          Kelarutan: Larut dalam air secara perlahan-lahan (1:20) merupakan larutan koloidal yang viskos bewarna putih sampai coklat kekuningan. Praktis tidak larut dalam alkohol, kloroform, eter, dan larutan yang mengandung lebih dari 30% alkohol. Tak larut dalam larutan asam (pH lebih rendah dari 4).
          pH : 7,2 untuk larutan 1% b/v
          Stabilitas dan Penyimpanan : Na-alginat merupakan bahan yang higroskopi namun stabil jika disimpan di tempat dengan kelembaban relatif rendah dan temperatur dingin (kedap udara) .
          OTT : Turunan akridine, kristal violet, phenimercuric acetate and nitrate, garam kalsium, logam berat, dan etanol dengan konsentrasi yang lebih besar dari 5%. Konsentrasi elektrolit yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan viskositas hingga dapat menimbulkan salting-out (Na-alginat); salting-out terjadi jika NaCl lebih besar dari 4%.

          Asam Alginat (HOPE, 5th,21)
          Digunakan dalam formulasi sediaan oral dan topikal. Di dalam sediaan tablet, asam alginat digunakan baik sebagai pengikat maupun penghancur pada konsentrasi 1-5%.
          Pemakaian                  : Sebagai pengahancur digunakan 1-5%
          Kelarutan : larut dalam alkali hidroksida membentuk larutan kental, sedikit larut atau praktis tidak larut di dalam etanol 95% dan pelarut organik lainnya, mengembang di dalam air namun tidak terlarut.
          pH                 : 1,5-3,5 untuk dispersi 3% b/v.
          Stabilitas dan Penyimpanan : Asam alginat dihidrolisis perlahan-lahan pada suhu hangat menghasilkan materi dengan berat molekul yang lebih rendah dan viskositas dispersi yang lebih rendah pula. Penyimpanan di wadah yang kering dan tertutup baik.
          OTT                : Senyawa oksidator kuat, logam alkali tanah dan logam golongan III dengan pengecualian magnesium dan semua bentuk garam alginat yang tak larut.

          9. Polyclar AT (polyplasdone XL, polyplasdone XL10) (HOPE, 5th,214)
          -        Crosslinked, homopolimer dari vinilpirolidon
          -        Polyplasdone XL meningkatkan disintegrasi dan disolusi, tidak menurunkan kekerasan
          (Lachman Tablet, 176-77)
          Pemakaian : Polyplasdone atau crospovidone merupakan penghancur tablet yang tidak larut air, digunakan pada konsentrasi 2-5% untuk tablet kempa langsung ataupun tablet dengan metode pembuatan granulasi basah dan kering .
          Kelarutan : praktis tidak larut air dan kebanyakan pelarut organik umum.
          pH : 5-8 (1% w/v aqueous slurry)
          Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil, namun karena higroskopis maka penyimpanan dilakukan di wadah kering, dingin, dan kedap udara.
          OTT                                 : membentuk molecular adducts di dalam larutan dengan sulfatiazol, natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin, dan senyawa lain.

          10. Amberlite IPR 88 (ion exchange resin) (HOPE, 5th,532)
          -        Dapat mengembang dalam air
          -        Harus hati-hati memilih karena dapat mengabsorbsi obat
          Pemakaian : Konsentrasi antara 2-10% b/b namun dengan konsentrasi 2% biasanya telah cukup efisien.
          Kelarutan : praktis tidak larut air dan kebanyakan cairan lain meskipun cepat mengembang jika terbasahi.
          pH                    : 5-14
          Stabilitas dan Penyimpanan : Stabil terhadap cahaya, udara, dan panas hingga suhu maksimum 120°C. Pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan dekomposisi resin dan dapat menghasilkan satu atau lebih oksida-oksida karbon, nitrogen, sulfur, dan/atau amin.
          OTT                  : Senyawa oksidator kuat, amin, dan sebagian amin tersier.
          Disintegran yang biasa digunakan
          Disintegran Konsentrasi (% w/w)
          Starch 5-20
          Starch 1500 5-15
          Avicel PH 101, PH 102Solka floc 5-15
          Asam alginat 5-10
          Explotab 2-8
          Guar gum 2-8
          Polyclar AT (PVP, crosslinked PVP) 0.5-5
          Amberlite IPR 88 0.5-5
          Metilselulosa, CMC-Na, HPC 5-10
          (Lachman Tablet, 174)

          EKSIPIEN TABLET ADSORBEN

          ADSORBEN

          1. Aerosil (HOPE, 5th, hal 188-191)
          Silikon dioksida koloidal
          SiO2
          Pemerian : sub microdcopic fumed silica dengan ukuran partikel sekitar 15nm. Serbuk amorf (tidak berbentuk); ringan; meruah; putih kebiru-biruan; tidak berbau; tidak berasa
          Fungsi           :
          Aerosols 0.5-2%
          Penstabil emuslsi 1-5%
          Glidan 0.1-0.5%
          Zat pensuspensi dan pengental 2-10%
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, pelarut organik dan asam, kecuali asam hidrofluorat; Larut dalam larutan panas alkali hidroksida. Membentuk dispersi koloidal dalam air.
          Stabilitas : Higroskopis, dapat menyerap air dalam jumlah besar tanpa menjadi cair. Ketika digunakan dalam suatu sistem larutan pada pH 0-7.5, koloid silikon dioksida dapat meningkatkan viskositas. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.
          Inkompabilitas : Sediaan dietilstilbestrol

          2. Avicel (HOPE 5th hal 132-135)
          Mikrokristalin Selulosa
          (C6H10O5)n dimana n 220
          Pemerian : Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak berasa; tersusun atas partikel-partikel berpori; higroskopis
          Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b); penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b); adsorben (20-90%). Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah.
          Kelarutan : Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v; praktis tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian besar pelarut organik
          Stabilitas : Avicel stabil, meskipun higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas : Agen pengoksidasi kuat
          3. Bentonit (HOPE 5th, hal 58-60)
          Pemerian : kristal, claylike mineral, tidak berbau, serbuk halus kuning pucat atau krem sampai keabu-abuan. Tersiri dari partikel berukuran 50-150µM dengan beberapa partikel berukuran 1-2 µM. Bentonit sedikit berasa seperti tanah.
          Fungsi          : Adsorben (1-2%), penstabil emulsi (1%), zat pensuspensi (0.5-5%)
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, fixed oil, gliserin, propa-2-ol dan air. Mengembang sampai 12 kali ukuran dari  sebenarnya dalam air membentuk suspensi homogen yang kental, sol atau gel tergantung konsentrasinya. Tidak mengembang dalam pelarut organik.
          Stabilitas : Higroskopis, penyerapan air dari udara harus dihindari. Bentonit dapat disterilisasi dengan menjaga pada suhu 170ºC selama 1 jam setelah dipanaskan pada suhu 100ºC.Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk.
          Inkompabilitas : Akriflavin hidroklorida

          4. Kaolin (HOPE 5th, hal 378-381)
          Bolus alba
          Al2O3.2SiO2.2H2O
          Pemerian : Serbuk yang bebas dari partikel seperti pasir; putih sampai putih keabu-abuan. Memiliki rasa seperti lempung dan ketika dilembabkan oleh air, warnanya menjadi lebih gelap serta mengeluarkan bau seperti lempung.
          Fungsi          : Adsorben; pengisi tablet dan kapsul, zat pensuspensi
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam dietil eter, etanol (95%), air, pelarut organik, asam encer dan larutan alkali hidroksida.
          Stabilitas : Stabil. Mudah terkontaminasi mikroorganisme seperti Bcilus antrachis, Clostridium tetani dan Clostridium welchi. Kaolin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada temperatur lebih dari 160ºC selama tidak lebih dari 1 jam. Ketika terbasahi oleh air, kaolin akan berwarna lebih gelap dan berubah menjadi plastik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.
          Inkompabilitas : Amoksisilin, ampisilin, simetidin, digoksin, linkomisin, fenitoin, dan tetrasiklin. Kecepatan penyerapan klindamisin dipengaruhi oleh adanya kaolin (tapi bukan jumlah yang diserap).

          5. Magnesium Alumunium Silikat (HOPE 5th, hal 418-421)
          Pemerian : Serpihan kecil licin atau serbuk halus termikronisasi; putih sampai putih-krem; tidak berbau; tidak berasa
          Fungsi          : Adsorben (10-50%); pengikat tablet (2-10%); penghancur tablet (2-10%)
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, alkohol dan pelarut organik.
          Stabilitas : Stabil jika disimpan pada kondisi kering. Stabil pada rentang pH yang luas, memiliki kapasitas pertukaran basis, dapat mengabsorbsi substansi organik dan kompatibel dengan pelarut organik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.
          Inkompabilitas : secara umum tidak cocok atau sesuai dnegan alrutan asam yang memiliki pH dibawah 3.5. Menurunkan bioavaibilitas obat-abatan seperti amfetamin sulfat, tolbutamid, natrium warfarin dan diazepam.

          EKSIPIEN TABLET PENGIKAT

          PENGIKAT

          1. Starch (HOPE 5th, hal 725-730)
          Amilum (C6H10O5)n, n = 300-1000
          Pemerian : Serbuk halus; putih; tidak berbau; tidak berasa
          Fungsi : Pengisi tablet; penghancur tablet (3-15% b/b); pengikat tablet (5-25% b/b); glidan
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95% dingin. Amilum mengembang cepat dalam air pada suhu 37°C.
          Stabilitas : Amilum dalam keadaan kering dan tidak dipanaskan stabil jika terlindung dari kelembaban tinggi. Larutan atau pasta amilum yang dipanaskan tidak stabil secara fisik dan mudah ditumbuhi mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk
          Inkompabilitas : -


           2.  Starch 1500 (HOPE 5th hal 731-733)
          Pregelatinized Starch
          (C9H10O5)n, n = 300-1000
          Pemerian : Serbuk agak kasar sampai halus; serbuk berwarna putih sampai agak putih; tidak berbau; memiliki rasa lemah yang khas; higroskopis
          Fungsi           : Pengisi tablet (5-75%); pengikat tablet (untuk kempa langsung 5-20% atau untuk granulasi basah 5-10%) ; penghancur tablet (5-10%)
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik; sedikit larut atau larut dalam air dingin, tergantung derajat pregelatinisasi
          Stabilitas : Stabil tapi higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas : -


          3. Gelatin (HOPE 5th hal 295-298)
          Pemerian : Lembaran dan granul tembus cahaya atau serbuk; seperti kaca; rapuh; warna gading muda sampai kuning pucat ; tidak berbau; tidak berasa
          Fungsi           : Pengikat tablet; bahan pelapis (coating agent)
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, eter dan metanol; Larut dalam gliserin, asam dan basa, meskipun asam dan basa kuat dapat menyebabkan pengendapan. Dalam air, gelatin mengembang dan melunak. Larut dalam air panas membentuk gel setelah didinginkan mencapai suhu 35-40 oC. Pada suhu > 40 oC berbentuk sol. system gel-sol ini bersifat heat reversible.
          Stabilitas : Gelatin kering stabil di udara. Larutan gelatin sabil untuk waktu lama jika disimpan pada kondisi sejuk dan steril. Pada suhu diatas 50 oC, larutan gelatin mengalami depolimerisasi dan dapat terjadi penurunan kekuatan gel. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk.
          Inkompabilitas : Bereaksi dengan asam dan basa, aldehid dan gula aldehid, polimer anionik dan kationik, elektrolit, ion logam, plasticizer, pengawet dan surfaktan. Mengendap dengan adanya alkohol, kloroform, eter, garam merkuri dan asam tanat

          4. Larutan Akasia (HOPE 5th, hal 1-2)
          Gom akasia; Gom arabia
          Pemerian : Serpihan tipis, sobekan spheroidal, granul, sebuk, atau spray dried powder; putih atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa lunak
          Fungsi           :
          Zat pengemulsi 10-20%
          Basis pastile 10-30%
          Zat pensuspensi 5-10%
          Pengisi tablet 1-5%
          Kelarutan :
          Pelarut                    Kelarutan
          Etanol 95%                        Praktis tidak larut
          Air                                      1:2,7
          Gliserin                              1:20
          Propilenglikol                     1:20
          Dalam air, akasia melarut sangat lambat, walaupun setelah 2 jam hampir melarut sempurna, biasanya masih terdapat sisa serbuk . larutan tidak berwarna atau kekuningan, kental, adhesive dan translusen (tembus cahaya).

          Stabilitas : Larutan akasia mudah terkontaminasi oleh bakteri atau mengalami degradasi enzimatis, tapi dapat dicegah dengan penambahan pengawet (asam benzoat 0,1% b/v, natrium benzoat 0,1% b/v, atau kombinasi metil paraben 0,17% b/v dan propil paraben 0,03% b/v) atau dengan pemanasan untuk menginaktivasi enzim. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat kering dan sejuk.
          Inkompabilitas : Inkompatibel dengan aminodopirin, aponorfin, kresol, etanol 95%, garam ferri, morfin, fenol, fisostigmin, tanin, timol, vanili. Beberapa garam dapat mengurangi viskositas larutan akasia, sedangkan garam trivalen dapat menyebabkan koagulasi. Larutan akasia memiliki muatan negative dan akan membentuk koaservar dengan gelatin dan bahan lain. Dalam proses pembuatan amulsi, larutan akasia inkompatibel dengan sabun.

          5. Povidon (HOPE 5th,  hal 611-616)
          PVP, Polivinilpirolidon
          (C6H9NO)n
          Pemerian : Serbuk halus; putih hingga putih-krem; tidak berbau atau hampir tidak berbau; sangat higroskopis
          Fungsi              :
          Pembawa untuk obat 10-25%
          Zat pendispersi Sampai 5%
          Tetes mata 2-10%
          Zat pensuspensi Sampai dengan 5%
          Pengikat, pengisi atau peng-coating tablet 0.5-5%
          Kelarutan : Sangat larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral.
          Stabilitas : Warna povidon berubah gelap dengan pemanasan pada suhu 105 °C, dan terjadi penurunan kelarutan dalam air. Stabil pada pemanasan 110-130 oC yang sebentar, sterilisasi dengan uap tidak mengubah karakteristik povidon. Larutan povidon mudah terkontaminasi oleh jamur olah karena itu perlu ditambahkan pengawet. Povidon dapat disimpan dalam kondisi biasa-biasa saja tanpa mengalamai degradasi atau dekomposisi. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat yang sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas :dapat membentuk molecular adducts dalam larutan dengan sulfatiazol, natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin dab bahan lain. Efek dari beberapa pengawet seperti thimerosal dapat berubah (merugikan) ketika terbentuk kompleks dengan povidon.

           6. Selulosa
          A. Metil selulosa (HOPE 5th, hal 462-463)
          Pemerian : Serbuk atau granul yang berwarna putih. Praktis tidak berbau dan tudak berasa.  Sebaiknya dismpan dan diberi penandaan sesuai dengan tipe viskositas.
          Fungsi             :
          Disintegran tablet 2-10%
          Zat pengcoating tablet 0.5-5%
          Pengikat tablet 1-5%
          Matrix untuk tablet sustained release 5-75%
          Zat pensuspensi 1-2%
          Obat tetes mata 0.5-1%
          Zat pengemulsi 1-5%
          Krim, gel dan salep 1-5%
          Bulk laxative 2-10%
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton,  methanol, kloroform, etanol, eter, larutan jenuh garam, toluen dan air panas; larut dalam asam asetat glasial, campuran etanol dan kloroform dalam perbandingan sama. Dalam air dingin, metilselulosa mengembang dan terdispersi membentuk dispersi koloid yang jernih dan kental.
          Stabilitas : Stabil, meskipun sedikit higroskopis. Harus disimpan dalam wadah kedap udara pada tempat yang sejuk dan kering.
          Inkompabilitas : Inkompatibel dengan aminakrin hidroklorida, klorokresol, raksa klorida, fenol, resorsinol,asam tanat, perak nitrat, setilpiridinium korida, asam p­hidroksibenzoat, asam p-aminobenzoat, metilparaben, propilparaben dan butil paraben. Garam dari asam mineral, fenol, dan tannin akan mengkoagulasi larutan metilselulosa, hal ini dapat dicegah dengan penambahan etanol (95%) atau diasetat glikol.
          B. CMC Na (HOPE 5th,  hal  120-121)
          Karboksimetilselulosa natrium
          Pemerian : Serbuk granular; putih atau hampir putih; tidak berbau
          Fungsi             :
          Zat pengemulsi 0.25-1%
          Zat pembentuk gel 3-6%
          injeksi 0.05-0.75%
          Larutan oral 0.1-1%
          Pengikat tablet 1-6%

          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%), eter, dan toluen; mudah terdispersi dalam air pada berbagai suhu membentuk larutan koloid jernih.
          Stabilitas : Stabil, meskipun higroskopis. Dalam kondis yang tingkat kelembaban tinggi, CMC Na dapat mengabsorbsi air sdalam jumlah yang besar(50%). Larutan CMC Na stabil pada pH 2-10, Pengendapan dapat terjadi pada pH dibawah 2 dan pengurangan viskositas secara cepat terjadi dibawah pH 10. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang sejuk dan kering.
          Inkompabilitas : Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan garam yang larut dari besi dan logam lain seperti aluminum, raksa, dan seng. Inkompatibel pula dengan xanthan gum. Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2 dan jika dicampur dengan etanol 95%. CMC Na membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin. Dapat juga membentuk kompleks dengan kolagen dan memiliki potensi utnuk menegndap akibat muatan psositif protein.

          C. Etil selulosa (HOPE 5th,  hal 278-282)
          Pemerian : serbuk putih, tidak berasa, memiliki laju alir yang baik
          Fungsi             :
          Mikroenkapsulasi 10-20%
          Zat pengcoating utnuk tablet sustained release 3-20% 
          Zat pengcoating tablet 1-3%
          Bahan pengranul tablet 1-3%

          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam gliserin, propilen glikol dan air; etilselulosa yang memiliki kandungan gugus etoksil kurang dari 46.5% mudah larut dalam kloroform, metil asetat dan tetrahidrofuran dan campuran hidrokarbon aromatik dan etanol (95%). Etilselulosa yang memiliki kandungan gugus etoksil tidak kurang dari 46.5% mudah larut dalam kloroform, etanol (95%), etil asetat dan methanol dan toluene.
          Stabilitas : Stabil, sedikit higroskopis. Tahan terhadap basa dan larutan garam, lebih sensitif terhadap asam dibandingkan ester selulosa. Dapat mengalami penguraian oksidatif dengan adanya sinar matahari atau cahaya UV pada temperatur tinggi. Hal ini dapat dicegah dengan penggunaan antioksidan dan bahan kimia tambahan yang mengabsorbsi cahaya pada rentang 230-340nm. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang kering dengan suhu tidak lebih dari 32 oC. tidak boleh disimpan bersebelahan dengan peroksida atau zat oksidator yang lain.
          Inkompabilitas : Inkompatibel dengan parafin wax dan mikrokristalin wax.

          7. PEG 6000 (HOPE 5th, hal 545-550)
          Polietilen glikol
          Pemerian : Serbuk yang mudah mengalir; putih; bau manis yang samara /sedikit.
          Titik leleh : 56-61 oC
          Fungsi              : Pengikat tablet; lubrikan
          Kelarutan : Larut dalam air dan dapat bercampur dalam semua proporsi dengan polietilen glikol lainnya; larut dalam aseton, diklorometana, etanol dan metanol; agak sukar larut dalam hidrokarbon alifatik dan eter; tidak larut dalam lemak, fixed oil, dan minyak mineral.
          Kelarutan : semua PEG larut dalam air dan bercampur dalam berbagai perbandingan polietilen glikol (setelah dipanaskan, jika diperlukan). Larutan PEG dengan bobot meolekul yang tinggi dapat memebentuk gel. Polietilen glikol yang cair larut dalam aseton, alkohol, benzene, gliserin dan glikol. Polietilen glikol yang wujudnya padat larut dalam aseton, diklorometan, etanol (95%).
          Stabilitas : PEG secara kimia stabil di udara dan dalam larutan, walaupun PEG>2000 higroskopis. PEG tidak rentan terhadap pertumbuhan mikroba dan tidak mudah menjadi tengik. PEG (padat atau cair) dapat disterilisasi dengan autoklaf, filtrasi atau gama irasiasi. Sterilisasi PEG yang padat dengan pemanasan pada suhu 150ºC selama 1 jam dapat menyebabkan oksidasi, penggelapan warna dan pembentukan degradasi asam. Idealnya sterilisasi dilakukan pada lingkungan yang inert. Oksidasi PEG dapat juga dihambat dengan penambahan antioksidan yang tepat. Penyimpanan dalam bnitrogen dapat mengurangi kemungkinan terjadinya oksidasi. Harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik pada tempat yang sejuk dan kering. Wadah yang terbuat dari stainless steel, aluminium, kaca atau lined steel diutamkan untuk penyimpanan  PEG cair.
          Inkompabilitas :  PEG dalam wujud padat dan cair inkompatibel dengan beberapa zat pewarna.Aktivitas antibakteri dari beberapa antibiotik, seperti penisilin dan basitrasin, berkurang dalam basis PEG. Efektivitas pengawet seperti paraben juga dapat berkurang karena membentuk ikatan dengan PEG. Perubahan fisik yang terjadi pada basis PEG adalah menjadi lebih lunak atau lebih cair dengan adanya campuran fenol, asam tannat dan asam salisilat. Dapat menyebabkan perubahan warna sulfonamid dan ditranol, juga pengendapan sorbitol. Plastik, seperti polietilen, fenolformaldehid, polivinilklorida dan membran selulosa dapat mnejadi lebih lunak atau larut dengan PEG. Perpindahan PEG dapat terjadi dari salut film tablet, menyebabkan interaksi dengan komponen pada inti tablet.

          8. HPC (HOPE 5th, hal 336-340)
          Hidroksipropil selulosa; NissoHPC
          Pemerian : Serbuk; putih sampai sedikit kekuningan; tidak berbau; tidak berasa
          Fungsi : Pengikat tablet (2-6%); bahan pelapis (coating agent, 5%), pembentuk matrik untuk sediaan lepas tunda (15-35%).
          Kelarutan :
          Pelarut Kelarutan
          Air 1:2
          Metanol 1:2
          Etanol (95%) 1:2.5
          Propan-2-ol 1:5
          Propilenglikol 1:5
          Diklorometana 1:10
          HPC praktis tidak larut dalam hidrokarbon alifatik, hidrokarbon aromatic, karbon tetraklorida, destilasi petroleum, gliserin dan minyak. HPC mudah larut dalam air dibawah suhu 38 oC membentuk larutan koloidal jernih. Dalam air panas, HPC tidak larut dan mengendap sebagai flokul yang mengembang pada temperatur 40-45ºC. HPC larut dalam banyak pelarut organic baik dalam keadaan dingin ataupun panas, seperti dimetil formamida, dimetil sulfoxida, dioksan, etanol. Tidak ada kemungkinan terjadi pengendapan dalam pelarut yang panas.
          Stabilitas :   Serbuk HPC stabil meskipun higroskopis setelah dikeringkan. Larutan HPC stabil pada pH 6-8, dengan viskositas larutan yang tetap. Pada pH yang rendah dapat terjadi hidrolisis asam dan penurunan viskositas.
          Larutan HPC memiliki stabilitas optimum yaitu pada pH 6-8 dan terlindung dari cahaya, panas dan mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah yang tertutup baik pada tempat yang sejuk dan kering.
          Inkompabilitas : HPC dalam bentuk larutan inkompatibel dengan turunan fenol tersubstitusi, misalnya metil dan propil paraben. Polimer anionik dapat meningkatkan viskositas larutan HPC. Kompatibilitas HPC dengan garam anorganik tergantung pada garamnya dan konsentrasinya. HPC tidak dapat mentoleransi adanya bahan lain yang larut dan dalam konsentrasi yang tinggi. Temperatur pengendapan HPC akan lebih rendah jika terdapat bahan lain yang terlaurt karena akan berkompetisi terlarut dalam  air.

          EKSIPIEN TABLET PENGISI

          PENGISI
          1. Avicel (HOPE 5th hal 132-135)
          Mikrokristalin Selulosa
          (C6H10O5)n dimana n 220
          Pemerian : Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak berasa; tersusun atas partikel-partikel berpori; higroskopis
          Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b); penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b); adsorben (20-90%). Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah.
          Kelarutan : Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v; praktis tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian besar pelarut organik
          Stabilitas : Avicel stabil, meskipun higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas : Agen pengoksidasi kuat

          2. Kalsium Fosfat Dibasa Dihidrat (HOPE 5th hal 96-99)
          CaHPO4.2H2O
          Pemerian : Serbuk atau kristalin padat; putih; tidak berbau; tidak berasa
          Fungsi          : Pengisi tablet. Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah. Kelarutan : Larut dalam asam encer; praktis tidak larut dalam air dan etanol, eter
          Stabilitas : Tidak higroskopis, stabil pada suhu ruangan. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas : Antibiotik golongan tetrasiklin, indometasin, aspirin, aspartame, ampicillin, cephalexin, eritromycin, obat yang sensitive terhadap pH basa

          3. Kalsium Sulfat Dihidrat (HOPE 5 th hal 105-107)
          CaSO4.2H2O
          Pemerian : Serbuk atau granul; putih atau agak putih; tidak berbau; tidak berasa Fungsi       : Pengisi tablet
          Kelarutan :
          Pelarut                                          Kelarutan pada suhu 20 oC
          Etanol 95%                                   Praktis tidak larut
          Air                                                   1:375
          1:485 pada suhu 100 oC

          Stabilitas : Kalsium sulfat stabil, meskipun higroskopis (untuk yang anhidrat). Harus disimpan dalam wadah tertutup baik dan tahan lembab pada tempat sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas : Pada keadaan lembab, garam kalsium inkompatibel dengan amin, asam amino, peptida dan protein karena dapat membentuk kompleks. Pada suhu tinggi, kalsium sulfat dapat bereaksi dengan serbuk fosfor dan alumunium. Kalsium sulfat mempengaruhi bioavilabilitas antibiotic tetrasiklin. OTT : indometasin, aspirin, aspartame, ampicillin, cephalexin, eritromycin

          4. Laktosa (HOPE hal 252-261) Saccharum lactis
          Pemerian : Serbuk atau partikel kristalin; putih sampai agak putih; tidak berbau; rasa manis
          Fungsi           : Pengisi tablet (konsentrasi 65-85% b/b)
          Kelarutan :
          pelarut kelarutan
          Etanol 95% Praktis tidak larut
          Air 1:5,24 pada suhu 20 C

          1:3,05 pada suhu 40 C

          1:2,30 pada suhu 50 C

          1:1,71 pada suhu 60 C

          1:0,96 pada suhu 80 C
          Stabilitas : Pada kondisi lembab (RH>80%) dapat terjadi pertumbuhan kapang. Selama disimpan, laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan. Reaksi ini dipercepat oleh panas dan kondisi lembab. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi dengan senyawa yang
          mengandung gugus amin primer (rekasi maillard). OTT : asam amino, aminofilin, amfetamin, lisinopril.

          5. Sukrosa (HOPE 5th hal 744-747)
          Saccharose
            Pemerian : Kristal tidak berwarna, berupa massa kristalin; atau serbuk kristalin putih; tidak berbau; rasa manis
          Fungsi : Pengisi tablet; pengikat tablet (untuk granulasi kering 2-20% b/b, sedangkan untuk granulasi basah 50-67% b/b). Tablet yang mengandung sukrosa dalam jumlah besar umumnya keras dan sulit hancur.
          Kelarutan :
          Pelarut                                          Kelarutan pada 20°C
          Kloroform                                       Tidak larut
          Etanol                                               1 dalam 400
          Etanol 95%                                      1 dalam 170
          Propan-2-ol                                    1 dalam 400
          Air                                                      1 dalam 0,5
          1 dalam 0,2 pada 100°C

          Stabilitas : Stabil pada suhu kamar dan kelembaban relatif sedang. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering. sukrosa mengalami karamelisasi ketika dipanaskan pada suhu > 160 C
          Inkompatibilitas : Sukrosa dapat terkontaminasi oleh logam berat yang dapat menyebabkan inkompatibilitas dengan zat aktif tertentu, misalnya asam askorbat. Dengan adanya asam encer atau pekat, sukrosa terhidrolisis atau diubah menjadi dekstrosa dan fruktosa. Sukrosa inkompatibel dengan alumunium.

          6. Dekstrosa (HOPE 5 th hal 231-233)
          C6H12O6.H2O
          Pemerian : Kristal tidak berwarna; atau serbuk kristalin atau granul berwarna putih; tidak berbau; rasa manis
          Fungsi              : Pengisi tablet (GB dan KL). Dapat digunakan untuk metode kempa langsung, terutama untuk tablet
          kunyah.
          Kelarutan : 1 bagian larut dalam 1 bagian air pada suhu 20 oC, dan dalam 60 bagian etanol; praktis tidak larut dalam eter dan kloroform. larut dalam gliserin.
          Stabilitas : Stabil pada kondisi penyimpanan kering. Panas berlebihan dapat menyebabkan pH larutan turun dan terbentuk karamel. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas : Larutan dekstrosa inkompatibel dengan sianokobalamin, kanamisin sulfat, novobiosin natrium, dan warfarin natrium. Dalam bentuk aldehid, dekstrosa dapat bereaksi dengan amina, amida, asam amino, peptida dan protein. Warna coklat dan penguraian terjadi dengan basa kuat. Dekstrosa dapat menyebabkan tablet yang mengandung senyawa amin berubah warna menjadi coklat

          7. Manitol (HOPE 5 th hal 449-453)
          Pemerian : Serbuk kristalin putih; atau granul yang mudah mengalir; tidak berbau; rasa manis
          Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 10-90% b/b). Manitol tidak higroskopis sehingga dapat digunakan untuk zat aktif yang sensitif terhadap lembab. Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah, banyak digunakan sebagai pengisi tablet kunyah.
          Kelarutan : 1 bagian larut dalam 5.5 bagian air pada suhu 20 oC, dan dalam 83 bagian etanol 95%; larut dalam basa; praktis tidak larut dalam eter.
          Stabilitas : Stabil dalam bentuk kering maupun larutan. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas : menurunkan bioavailabilitas cimetidin

          8. Dekstrat (HOPE 5th hal 226-227)
          Emdex
          Pemerian : Putih; mudah mengalir; tidak berbau; rasa manis
          Fungsi           : Pengisi tablet. Dapat digunakan untuk metode kempa langsung, untuk tablet kunyah maupun tablet lainnya.
          Kelarutan : 1 bagian larut dalam 1 bagian air pada suhu 20 oC; praktis tidak larut dalam etanol, propanol dan pelarut organik lainnya.
          Stabilitas : Dekstrat dapat dipanaskan pada suhu 50 oC tanpa mengalami perubahan warna menjadi
          gelap. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering. Inkompatibilitas : Pada suhu dan kelembaban tinggi, dekstrat dapat bereaksi dengan senyawa
          yang mengandung gugus amin primer. Inkompatibel dengan agen pengoksidasi
          kuat.

           9. Starch 1500 (HOPE 5th hal 731-733)
          Pregelatinized Starch
          (C9H10O5)n, n = 300-1000
          Pemerian : Serbuk agak kasar sampai halus; serbuk berwarna putih sampai agak putih; tidak berbau; memiliki rasa lemah yang khas; higroskopis
          Fungsi           : Pengisi tablet (5-75%); pengikat tablet (untuk kempa langsung 5-20% atau untuk granulasi basah 5-10%) ; penghancur tablet (5-10%)
          Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik; sedikit larut atau larut dalam air dingin, tergantung derajat pregelatinisasi
          Stabilitas : Stabil tapi higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
          Inkompatibilitas : -

          Membuat Lulur Alami Sendiri Di Rumah

          Luluran adalah metode kecantikan untuk merawat tubuh kita. Dengan luluran, maka sel sel kulit mati akan terangkat, sehingga kulit akan terlihat mulus dan sehat. Banyak sekali produk lulur di pasaran. Namun tentu akan lebih baik bila kita menggunakan lulur yang terbuat dari bahan alami. Dan nggak ada salahnya, membuat ramuan tersebut sendiri. Selain bebas dari kandungan kimia berbahaya, akan lebih memudahkan kulit untuk menyerap kandungan positif didalamnya.
          Masalah kulit kusam pada wanita tentunya amat sangat mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri. saat ini ada beberapa cara yang dapat anda tempuh untuk mengatasi masalah kulit kusam. salah satu nya adalah dengan menggunakan masker alami. masker alami yang dimaksud disini adalah masker yang dibuat dari bahan bahan alami.
          Masker ini dapat digunakan secara rutin minimal satu kali dalam seminggu. Ini bahan-bahan yang Anda perlukan dan cara membuatnya:
           Masker Tomat & Madu

          Narsizzz..... ^_^

          You Love Me