Minggu, 02 Januari 2011

KERACUNAN

Keracunan adalah masuknya toksin yang dapat membahayakan tubuh.
Pada hakekatnya semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada dosis dan cara pemberiannya. Proses keracunan dapat berlangsung secara perlahan, dan lama kemudian baru menjadi keadaan gawat darurat, atau dapat juga berlangsung dengan cepat dan segera menjadi keadaan gawat darurat. Karena gejala yang timbul sangat bervariasi, kita harus mengenal gejala yang ditimbulkan oleh setiap agen agar dapat bertindak dengan cepat dan tepat pada setiap kasus dengan dugaan keracunan.


Seseorang dicurigai menderita keracunan bila :
Seorang yang sehat menjadi sakit .
Gejalanya tidak sesuai dengan suatu keadaan patologik tertentu.
Gejala menjadi progresif dengan cepat karena dosis yang besar dan intolerabel.
Anamnestik menunjukkan ke arah keracunan, terutama pada kasus bunuh diri / kecelakaan.
Keracunan kronik dicurigai bila digunakan obat dalam waktu lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat-zat kimia.
Pada prinsipnya semua penderita sakit dengan riwayat penyakit tiba-tiba menjadi tidak sadar atau gelisah (delirous) dengan sebab yang tidak diketahui harus dicurigai sebagai kasus keracunan.
Racun dapat dibagi menurut caranya memasuki tubuh yakni :
Racun yang tertelan misalnya keracunan makanan, minuman, dll
Racun yang terhisap misalnya keracunan gas CO.
Racun terserap melalui kulit / mata misalnya keracunan zat kimia.
Racun langsung masuk tubuh melalui suntikan misalnya overdosis obat-obatan seperti narkoba.
SIFAT RACUN DAPAT DIBAGI :
Korosif – misalnya asam / basa kuat (asam klorida, asam sulfat, natrium hidroksida), bensin, minyak.
Non korosif – misalnya makanan, obat-obatan.
Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk :
Padat – misalnya obat-obatan / makanan.
Gas – misalnya CO, H2S, dll.
Cair – misalnya alkohol, bensin, minyak tanah.
Seseorang mengalami keracunan dikarenakan :
Sengaja bunuh diri / Attended Suicide
Diracuni / Homicide
Tidak disengaja / Overdose
Sengaja untuk maksud tertentu, tapi tahu ukuran yang mematikan
Gejala umum yang dapat timbul pada setiap keracunan :
Bau yang khas dari racun misalnya insektisida.
Perubahan kesadaran (penderita mulai pingsan).
Kejang-kejang.
Pupil melebar atau justru sangat mengecil.
Gangguan pernafasan (sesak).
Gangguan denyut jantung (berdebar-debar)
Keringat dingin.
Prinsip dari penatalaksanaan keracunan adalah :
Mencegah / menghentikan penyerapan racun
Mengeluarkan racun
Pengobatan simtomatik
Pengobatan spesifik
PENATALAKSANAAN KERACUNAN SECARA UMUM
Berdasarkan prinsip pertolongan gawat darurat maka yang harus dinilai pertama-tama adalah jalan nafas (airway) dilanjutkan dengan breathing dimana diberikan oksigen dan dinilai sirkulasi apakah terdapat hipotensi dan aritmia dan atasi bila terjadi kejang (disability).

1. RACUN TERTELAN
Racun dapat tertelan, dengan tidak sengaja maupun dengan sengaja (usaha bunuh diri).
Menghindarkan kejadian racun tertelan secara tidak sengaja, harus dilakukan dengan segala cara seperti :
1. Botol obat atau zat beracun yang di rumah selalu diberikan label / tulisan dengan jelas
Botol obat selalu diletakkan jauh dari jangkauan anak-anak
Gejala dari keracunan yang tertelan adalah :
1. Gejala umum keracunan
2. Gejala saluran pencernaan :
1. Sisa racun sekitar mulut, mungkin luka sekitar mulut
2. Air liur yang banyak
3. Muntah-muntah
4. Mencret
5. Nyeri perut atau nyeri daerah lambung

Tindakan dan Penanganan pada keracunan yang tertelan :
Amankan diri sendiri dan lingkungan
Selalu Airway – Breathimg – Circulation terlebih dahulu
Posisikan penderita pada posisi pulih bila dalam keadaan tidak sadar
Memuntahkan penderita : hanya lakukan jika kita yakin betul bahwa ini tidak berbahaya.
Dilarang memuntahkan penderita bila penyebab keracunan adalah ;
Zat korosif ( zat yang merusak jaringan, seperti soda keras, dsb)
Minyak tanah, bensin, solar (hidrokarbon)
Asam keras (H2SO3, asam aki) dan asam basa keras
Pernis dan cairan pengkilap mebel.
Juga dilarang merangsang muntah penderita yang :
Ada penurunan kesadaran
Kejang
Usia korban kurang dari 6 bulan
Wanita hamil.
Sia-sia memuntahkan penderita bila sudah diberikan karbon aktif (Norit)
Encerkan racun yang ada di dalam lambung sekaligus menghalangi penyerapannya. Cairan yang dapat dipakai :
Air biasa
Susu dan / atau telur mentah
Activated charcoal (Norit) 2 sendok teh penuh dalam 1 gelas air
Universal antidote terdiri dari ;
Dua bagian Activated charcoal (dapat diganti dengan roti yang dibakar hangus)
Satu bagian asam tanat (dapat diganti dengan teh pekat)
Satu bagian MgO (dapat diganti dengan antasida)
2. RACUN TERHISAP
Gas terhirup dapat menyebabkan keracunan.
Keracunan gas yang cukup sering di indonesia :
Gas CO (carbon monoksida)
Asap dari api (gabungan CO, CO2 dan 35 jenis lainnya)
Gas pembius (di rumah sakit)
Keracunan gas yang jarang terjadi :
Gas amonia
Gas dari bahan kimia
Gas industri lain
Gejala keracunan gas :
Ada riwayat terhirup gas
Gejala umum keracunan
Batuk-batuk, mungkin ada suara stridor
Suara serak
Sesak
Rasa terbakar di dada
Tindakan dan Penanganan keracunan gas terhirup adalah :
Pindahkan penderita ke tempat yang aman. Jangan memaksa masuk bila keadaan tidak aman, keamanan si penolong merupakan prioritas.
Airway – Breathing – Circulation terlebih dahulu. Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap. Jangan lakukan pernafasan buatan secara mulut ke mulut.
Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi. Ini hanya dapat dicapai dengan mengunakan Non-Rebreathing Mask
3. RACUN TERSERAP (MELALUI KULIT)
Pada dasarnya semua bahan dapat merangsang kulit bila dalam konsentrasi yang cukup besar, namun yang sering menjadi keluhan adalah :
Bahan cat
Insektisida
Obat-obatan untuk tumbuh-tumbuhan
Bahan pencuci rumah tangga
Gejala keracunan melalui kulit biasanya ringan (jarang gejala berbahaya) dan meliputi :
Gejala seperti alergi : gatal, kemerahan
Gejala seperti luka bakar : kemerahan, ada gelembung cairan
Mungkin ada gejala umum dari suatu keracunan.
Tindakan dan penanganan sementara keracunan yang terserap melalui kulit :
Selalu proteksi diri dan lingkungan
Jauhkan penderita dari sumber racun
Selalu Airway – Breathing – Circulation terlebih dahulu
Pakaian yang terkontaminasi dilepas
Bila racun berupa bubuk : disapu secara hati-hati
Bila racun berupa cairan : bilas dengan air mengalir untuk waktu yang cukup lama. Bila ada kemungkinan luka bakar 30 menit. Dapat digunakan asam cuka encer atau natrium bikarbonat encer untuk netralisasi basa atau asam kuat. Jangan gunakan zat lain
Perhatikan jangan sampai penolong ikut terkontaminasi.
4. RACUN SUNTIKAN
Racun dapat disuntikkan dengan jarum suntik atau melalui sengatan serangga. Penyuntikan obat umumnya adalah bahan narkoba (narkotika).

Gejala racun yang disuntikkan :
Ada riwayat menyuntikkan obat dan ada bekas luka jarum suntik atau bekas jarum suntik atau ampul obat

Tindakan dan Penanganan keracunan yang disuntikkan :
Proteksi diri dan lingkungan
Selalu Airway – Breathing – Circulation terlebih dahulu
Pasang tourniquet di atas tempat penyuntikkan, jaga agar denyut arteri bagian bawah masih teraba dan lepaskan selama 1 menit setiap 15 menit
PENANGGULANGAN PADA KERACUNAN MAKANAN DAN INTOKSIKASI OBAT-OBATAN

A. KERACUNAN MAKANAN
Keracunan bahan kimia dalam makanan merupakan akibat dari memakan tanaman atau hewan yang mengandung racun.

KERACUNAN BOTULINUM
Clostridium Botulinum adalah kuman yang hidup secara anaerob (kuman yang bisa hidup tanpa oksigen) dengan sifat racun eksotoksin / neurotoksin. Kuman tersebut banyak terdapat pada makanan kaleng yang dikemas tidak sempurna dan pada makanan yang tersimpan dengan kadaluarsa yang telah habis masa berlakunya.

Gejala dan tanda :
Masa laten 18 – 36 jam
Lemah
Gangguan penglihatan
Refleks pupil tidak ada (-)
Paresis bulber (disartri, disfagi, regurgitasi nasal)
Tidak ada gangguan pencernaaan dan kesadaran
Penanganan :
Netralisasi dengan cairan
Upayakan muntah
Perhatikan kemungkinan pneumoni aspirasi karena kesulitan menelan
Bila perlu hisap cairan mulut secara teratur.
KERACUNAN MAKANAN LAUT
Beberapa makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan laut lainnya dapat menyebabkan keracunan.

Gejala dan tanda :
Masa laten ½ - 4 jam
Rasa panas disekitar mulut
Lemah, rasa baal pada ekstremitas
Mual, muntah, nyeri perut dan diare
Demam
Kelemahan otot umum
Paralisa otot pernafasan
Penanganan :
Netralisasi dengan cairan
Upayakan muntah
KERACUNAN JENGKOL
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu :
Jumlah yang dikonsumsi
Cara menghidangkan
Makanan penyerta lainnya
Gejala dan tanda :
Masa laten beberapa jam sampai 48 jam
Nafas, mulut dan air seni penderita berbau jengkol
Sakit pinggang yang disertai sakit perut
Nyeri waktu buang air kecil
Penanganan :
Minum air putih yang banyak
Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakitnya.
KERACUNAN JAMUR
Keracunan dapat terjadi karena cara penyimpanan, pengolahan, dan penghidangan yang tidak baik.

Ada 2 jenis :
1. AMANITA MUSCARINA
Gejala dan tanda :
Masa laten kurang 2 jam
Lakrimasi saliva
mual muntah
diare nyeri perut
Pusing
kejang
Koma
Penanganan :
Netralisasi dengan cairan
Upayakan muntah
Berikan Norit 1-2 sendok makan dengan air hangat.
2. AMANITA PHALLOIDINE
Gejala dan tanda :
Masa laten 6-24 jam
Mual muntah
Dehidrasi
Syok
Penanganan :
Netralisasi dengan cairan
Upayakan muntah
Berikan Norit 1-2 sendok makan dengan air hangat.
Dengan pengobatan yang tepat keracunan karena jamur, biasanya akan terjadi penyembuhan dalam waktu 24 jam, meskipun bisa terjadi kematian dalam waktu beberapa jam. Untuk itu siapapun yang menjadi sakit setelah makan jamur yang tidak dikenal, harus mencoba untuk segera muntah dan memeriksakan muntahannya ke laboratorium, karena jamur yang berbeda memerlukan penanganan yang berbeda pula beberapa jam.

B. INTOKSIKASI OBAT-OBATAN
Obat yang digunakan untuk pengobatan gangguan psikiatrik

1. BENZODIAZEPINE
Benzodiazepin digunakan untuk pengobatan pada gangguan kecemasan, insomnia, nyeri misalnya Diazepam (Valium)
Keracunan benzodiazepine biasa terjadi karena menelan obat dalam jumlah banyak, namun kematian akibat menelan benzodiazepine jarang terjadi, kematian yang sering terjadi biasanya akibat sekunder dari kombinasi dengan obat depresan lain.
Gejala :
Pusing, depresi, apatis
Stupor, ataxia
Lemah otot atau penurunan aktivitas motorik
Penurunan kesadaran
Penurunan tekanan darah, depresi pernapasan, hypothermi
Tes diagnostic :
Pemerikasaan Fisik : Kaji ABC dan adanya trauma
Laboratorium :
Tes Cepat Glukosa
Tes kehamilan untuk wanita usia produktif
Kaji adanya pemakaian alkohol
Tes Kadar obat dalam urine dapat membantu diagnosa atau memperkirakan jenis obat yang mempengaruhi kesadaran pasien, tetapi pada kondisi emergensi tidak perlu menunggu hasil laboratorium ini.
Tes kadar benzodiazepine dalam darah tidak terlalu diperlukan pada kondisi emergensi pada pasien dengan keracunan benzodiazepine.
Pemeriksaan jantung dengan Elektro kardio Gram
Penanganan :
Sebagian besar pasien hanya memerlukan terapi suportif dan pengawasan

Terapi Suportif
Sebagian besar penderita keracunan Benzodiazepin mulai sadar dalam waktu 12-36 jam setelah terapi Supportif.
Perhatikan kelancaran saluran jalan napas, dan peralatan alat bantu pernapasan tersedia pada tempatnya.
Disposisi :
Perawatan rumah dan pengawasan setelah pulang dari unit gawat darurat diperlukan pada pasien yang telah sadar.
Pengkajian yang diperlukan diantaranya :
Adanya depresi Pernapasan
Bukti adanya penggunaan obat
Pemakaian flumazenil
2. ALKOHOL
Ethil alcohol (wiski 40 %), alcohol pekat (95% dan 75%) methyl alcohol (spritus).
Gejala :
Kekacauan mental
Pupil mata dilatasi
Sering muntah-muntah
Bau alkohol
Penanganan :
Upayakan muntah bila pasien sadar
Pertahankan jalan nafas tetap baik
Bila sadar beri minum kopi hitam
Pernafasan buatan bila perlu
RINGKASAN INTOKSIKASI OBAT-OBATAN
Untuk perawatan pasien keracunan obat biasanya diarahkan pada mempertahankan Airway—Breathing—Circulation karena sangat terbatas untuk antidotumnya
Peralatan diagnostik serta tanda-tanda gejala akan memberikan informasi tentang perkembangan pasien dan arah pengobatan serta penatalaksanaan keperawatan.
Pemantauan toksikologi dapat meliputi:
Elektrokardiografi
Radiologi
Analisa Gas Darah, elektrolit dan pemeriksaan laboratorium lain
Tes fungsi ginjal
Skrin toksikologi
PENANGGULANGAN PADA GIGITAN DAN SENGATAN BINATANG
Di kehidupan sehari-hari kadang kita menjumpai orang dengan kasus gigitan serangga dan kadangkala membuat panik kita karena ketidaktahuan tentang penanganannya. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang sedikit lebih besar daripada luka biasa.

GIGITAN BINATANG DARAT
1. GIGITAN ANJING. KUCING, KERA DAN MANUSIA
Dapat menyebabkan luka memar yang hebat, robekan dari jaringan dan infeksi.
Gejala dan tanda :
Sakit kepala
Demam
Kejang-kejang
Kemungkinan rabies
Penanganan :
Amankan diri dan lingkungan sekitar
Selalu Airway – Breathing – Circulation terlebih dahulu
Cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau larutan deterjen
Imobilisasi bagian yang digigit / luka tersebut.
Berikan SAR (serum anti rabies) bila ada.
Bila dapat dilakukan penangkapan binatang yang menggigit untuk identifikasi.
2. GIGITAN ULAR
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi karena hidup pasien tergantung pada ketepatan diagnosa, maka bila ada keadaan meragukan ambillah sikap menganggap setiap gigitan ular tersebut berbisa. Gigitan ular berbisa sangat berbahaya bahkan penderita dapat meningggal dunia akibat bisa ular yang dapat bersifat hematoksik, neurotoksik atau histamin.

Gejala dan tanda :
Bekas gigitan yang khas, yaitu dua luka tusuk dengan jarak tertentu dapat disertai luka bekas gigitan gigi bawah yang dangkal.
Ekimosis, edema dan perdarahan lokal, dapat disertai nyeri setempat.
Gejala lanjut berupa depresi pernafasan dan sirkulasi atau gejala neurologik.
Bila ada demam, mual muntah, pingsan, kelemahan, nadi cepat dan kecil, kejang dan gangguan pernafasan maka selalu merupakan tanda bahwa luka gigitan serius.
PENANGANAN PADA GIGITAN ULAR :
1. Proteksi diri dan lingkungan
2. Selalu Airway – Breathing – Circulation terlebih dahulu
3. Sedapat mungkin ular penggigit ditangkap untuk dibawa
4. Cegah penyebaran bisa dari daerah gigitan :
Pasang ikatan proksimal dari luka gigitan / pembengkakkan untuk membendung sebagian aliran limfe dan vena tetapi tidak menghalangi aliran arteri (denyut nadi di bawah tetap teraba)
Penderita harus tenang dan istirahat total dari anggota gerak yang tergigit untuk meminimalkan bisa ular menjalar lewat aliran getah bening. Penderita bisa dilakukan pemasangan bidai mirip penderita fraktur.
Daerah gigitan diposisikan lebih rendah dari tubuh
Boleh diberikan kompres es lokal
Rujuk penderita ke rumah sakit, kalau bisa dengan data jenis ular
Di rumah sakit akan diberikan suntikan anti bisa ular (antivenin).
GIGITAN KALAJENGKING
Terutama pada spesies Centroides exilicauda

Tanda-tandanya :
Terdapatnya luka gigit 1 mm dan dikelilingi daerah eritematus
Nyeri
Setelah 10 menit sampai 2 jam dapat timbul berbagai gejala seperti spasme otot terutama pada tungkai pelvis punggung
Gejala :
Terasa nyeri pada luka gigitan
Gejala sistemik dapat terjadi baik perangsangan simpatik maupun parasimpatik berupa kelelahan, kecemasan, hipersaliva, lidah menebal, disfagia, takipnea, distress dan paralisis.
Penanganan gigitan kalajengking :
Amankan diri dan lingkungan sekitar
Nilai Airway – Breathing – Circulation
Dapat diberikan kompres dingin
Tenangkan penderita
Berikan analgetik
Bawa segera ke rumah sakit untuk pemberian Antivenin dan perawatan lebih lanjut.
KESIMPULAN
Untuk mencegah keracunan makanan maka cucilah tangan setelah pulang ke rumah, sebelum memasak, sebelum makan dan setelah buang air.
Cucilah peralatan masak dan makan dengan baik, dan mengeringkannya dengan lap kain yang bersih.
Makanan yang dibeli hendaknya secepat mungkin dimakan. Makanan yang sudah terlalu lama sejak dimasak hendaknya dibuang. Terutama pada musim panas, hendaknya berhati-hati dengan bento ( makanan kotak ).
Simpan bahan dalam tempat asalnya. Simpan makanan, bahan kimia dan obat-obatan di tempat yang khas, jangan sekali-kali menyimpan ketiga-tiga jenis bahan ini di tempat yang sama dan pastikan lemari atau bekas makanan mempunyai penutup dan terkunci.
Simpan semua bahan kimia, pencuci dan obat-obatan di tempat yang tidak boleh dicapai dan dilihat oleh anak-anak.
Lakukan penatalaksanaan keracunan dan gigitan binatang berdasarkan penilaian Airway—Breathing—Circulation.
Segera evakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Sediakan selalu perlengkapan kotak obat di rumah.

2 komentar:

  1. thanks infonya mbak, benar2 bermanfaat.
    salam kenal and keep posting mbak :)

    BalasHapus

Narsizzz..... ^_^

You Love Me