Senin, 28 Februari 2011

Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflora J. E. Smith)

Botani

Sinonim : Elaeocarpus lanceolata BL. ; Monocera lanceolata Hassk.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
Suku : Elaeocarpaceae
Marga : Elaeocarpus
Jenis : Elaeocarpus grandiflora J. E. Smith

Nama umum/dagang : Anyang-anyang

Nama daerah
Jawa : Anyang-anyang (Sunda) Anyang-anyang (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 15-25 m.
Batang : Tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial, hijau pucat.
Daun : Tunggal, berseling, lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal meruncing, panjang 10-13 cm, lebar 2-3 cm, bertangkai pendek, hijau keunguan, pertulangan menyirip, hijau pucat.
Bunga : Tunggal, di ketiak daun, kelopak berbagi, panjang 5-10 mm, hijau pucat, benang sari silindris, panjang 1-2 cm, putih, kepala sari coklat, tangkai putik silindris, putih, mahkota berbagi, putih.
Buah : Kendaga. bulat telur, berambut keras, hijau.
Biji : Bulat, diameter ± 0,3 cm, coklat.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Buah Elaeocarpus grandiflora berkhasiat untuk pefancar air seni dan daun mudanya berkhasiat sebagai obat sakit borok dan bisul. Untuk pelancar air seni dipakai + 10 gram buah Elaeocarpus grandiflora yang sudah tua, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air sampai air rebusannya tinggal setengah, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
 
kandungan kimia
 Daun, buah dan kulit batang Elaeocarpus grandiflora mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu daun dan kulit batangnya juga mengandung polifenol dan daun serta buahnya mengandung tanin.

Akasia (Acacia sieberiana DC.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Leguminosae
Marga : Acacia
Jenis : Acacia sieberiana DC.

Nama umum/dagang : Akasia

Nama daerah
Jawa : Akasia (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 15-20 m.
Batang : Tegak, bulat, putih kotor.
Daun : Majemuk, berhadapan,menyirip, lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal tumpul, panjang 5-20 cm.lebar 1-2 cm,pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, berkelamin dua, di ketiak daun, kelopak silindris, benang sari silindris, kepala sari bentuk ginjal, mahkota putih, bentuk seperti kuku, putih.
Buah : Polong, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji : Lonjong, pipih, coklat.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Akar Acacia sieberiana berkhasiat sebagai obat demam dan obat perut mulas. Untuk obat demam dipakai ± 10 gram akar segar Acacia sieberiana, dicuci, dipotong-potong, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.

Kandungan kimia
Akar, daun dan buah Acacia sieberiana mengandung saponin, di samping itu daun dan buahnya mengandung flavonoida dan buahnya juga mengandung polifenol.

Anyelir (Dianthus superbus L)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Caryophyllaceae
Marga : Dianthus
Jenis : Dianthus superbus L,

Nama umum : Anyelir

Nama daerah
Jawa : Anyelir (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Terna, menahun, tinggi 30-100 cm.
Batang : Bulat, beruas-ruas, licin, permukaan berlilin, hijau kebiruan.
Daun : Tunggal, tersebar, duduk berkarang, tanpa tangkai daun, pangkal memeluk batang, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-10 cm, lebar 5-10 mm, pertulangan sejajar, permukaan licin, tebal, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, terletak di ujung batang atau di ketiak daun, bunga sempuma, berkelamin ganda, dasar kelopak berlekatan membentuk tabung, ujung bergerigi, panjang 2-3 cm, benang sari dan putik tidak tampak, mahkota berlepasan, bentuk asimetris, panjang 3-5 cm, halus, warna merah muda, berbau harum.
Buah : Bentuk elips, kecil, coklat.
Biji : Bentuk elips, kecil, lunak, putih.
Akar : Serabut,berwarna putih kehitaman.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan sebagai tanaman hias di kebun-kebun atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah pegunungan pada ketinggian 1.000 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Menyukai tanah yang gembur dan subur dan dapat dipanen sepanjang tahun.

Bagian yang digunakan
Daun dan bunga dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Obat diare, penenang dan anti-radang.

Khasiat dan pemanfaatan
I . Obat diare: daun anyelir segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus. Lakukan pengobatan' sebanyak 3 kali sehari.
2. Obat pusing; bunga anyelir segar sebanyak 10 gram, dicuci dan dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam 200 ml air mendidih seiama 10 menit, disaring, setelah dingin diminum

Kandungan kimia;
Daun dan bunga anyelir mengandung alkaloida dan saponin, di samping itu bunganya juga mengandung flavonoida dan minyak atsiri.

Apel (Pyrus malus L.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Resales
Suku : Rosaceae
Marga : Pyrus
Jenis : Pyrus malus L.

Nama umum : Apel

Nama daerah
Jawa : Apel

Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi 3-5 m.
Batang : Berkayu, buiat, bercabang, putih kehijauan.
Daun : Tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, berbulu, berseling, di ujung cabang, panjang 3-15 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, di ujung cabang, kelopak hijau, berbulu, berbagi lima, benang sari banyak, putih, kepala sari kuning kecoklatan, putik satu, putih kekuningan, putih.
Buah : Buni, bulat, ujung dan pangkal berlekuk, hijau keunguan.
Biji : Kecil, pipih, coklat kehitaman.
Akar : Tunggang, putih kecoklatan.

Khasiat
Buah Pyrus malus berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi. Untuk obat tekanan darah tinggi dipakai ± 50 gram buah segar Pyrus malus, dikukus sampai malang, setelah dingin dimakan sekaligus.

Kandungan kimia
Buah dan daun Pyrus malus mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu buahnya juga mengandung polifenol.

Apel Ijo (Chrysophyllum cainito L.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ebenales
Suku : Sapotaceae
Marga : Chrysophyllum
Jenis : Chrysophyllum cainito L

Nama umum : Apel ijo

Nama daerah
Jawa : Sawo siyem (Sunda) Apel ijo (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggj 15-20 m.
Batang : Tegak, berkayu, permukaan kasar, coklat.
Daun : Tunggal, tersebar, lonjong, tepi rata, ujung runcing atau tumpul, pangkal meruncing, daging daun agak tebal, kaku, mengkilat, pertulangan rnenyirip, panjang 9-14 cm, lebar 3-5 cm, hijau, permukaan lainnya coklat.
Buah : Buni, bulat, mengkilat, hijau keputih-putihan.
Biji : Pipih, panjang ± 1 cm, berkeping dua, masih muda putih setelah tua hitam.
Akar : Tunggang, putih kecoklatan.

Khasiat
Kulit batang Chrysophyllum cainito berkhasiat untuk menguatkan tubuh. Untuk menguatkan tubuh dipakai + 10 gram kulit batang segar Chrysophyllum cainito, dicuci, dipotong-potong, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.

Kandungan kimia
Kulit batang, daun dan akar Chrysophyllum cainito mengandung flavonoida dan tanin.

Alpukat (Persea gratissima Gaertn.)

Botani

Sinonim : Persea americana Mill.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Lauraceae
Marga : Persea
Jenis : Persea gratissima Gaertn.

Nama umum : Alpukat

Nama daerah
Sumatera : Apokad (Melayu)
Jawa : Apuket (Sunda) Plokat (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi ± 10 m.
Batang : Berkayu, bulat, bercabang, coklat kotor.
Daun : Tunggal, bulat telur, bertangkai, letak tersebar, ujung dan pangkal runcing, berbulu, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, hijau.
Bunga : Majernuk, bentuk malai, berkelarnin dua, tumbuh di ujung ranting, benang sari dua belas, ruang kepala sari empat, putih kotor, mahkota berambut,. diameter 1-1,5 cm, putih kekuningan
Buah : Buni, bulat telur, panjang 5-20 cm, berbintik-bintik atau gundul, daging buan jika sudah masak lunak,
hijau atau kuning keunguan.
Biji : Bulat, diameter 2,5-5 cm.keping biji putih kemerahan.
Akar : Tunggang, bulat, coklat.

Khasiat
Buah Persea gratissima berkhasiat sebagai obat sariawan, sedang daunnya berkhasiat sebagai peluruh air seni. Untuk obat sariawan dipakai ± 100 gram buah masak Persea gratissima, diambil daging buahnya dan dimakan.

Kandungan kimia
Buah dan daun Persea gratissima mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, di samping itu buahnya juga mengandung tanin dan daunnya juga mengandung polifenol.

Arbei (Fragaria vesca L.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Resales
Suku : Rosaceae
Marga : Fragaria
Jenis : Fragaria vesca L

Nama umum : Arbei

Nama daerah
Jawa : Arben (Sunda) Arbei (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, tinggi 15-25 cm.
Batang : Menjalar, beruas-ruas, bulat, berbulu, hijau.
Daun : Majemuk, tangkai panjang 15-25 cm, berbulu, hijau kemerahan, helaian daun bulat, ujung dan pangkal tumpul, tepi beryerigi, pertulangan menyirip, hijau tua.
Bunga : Majemuk, tangkai panjang 25-30 cm, berbulu, hijau kemerahan, kelopak berbagi sepuluh sampar dua belas, hijau, daun mahkota tujuh, bulat, putih, benang sari banyak, tangkai dan kepala sari kuning, putik lonjong, putih, putih kekuningan.
Buah : Buni, lonjong, berambut, diameter 2-4 cm, masih muda hijau setelah tua merah.
Biji : Kecil, keras, masih muda pulih setelah tua hitam.
Akar : Serabut, putih kekuningan.

Khasiat
Buah Fragaria vesca berkfiasiat sebagai obat sariawan. Untuk obat sariawan dipakai ± 10 gram buah segar Fragaria vesca, dicuci, kemudian dimakan sekaligus.

Kandungan kimia
Buah Fragaria vesca mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Arbenan (Duchesnea indica (Andr.) Focke.)

Botani

Sinonim : Fragaria indica Andr.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Rosaceae
Marga : Duchesnea
Jenis : Duchesnea indica (Andr.) Focke.

Nama umum : Arbenan

Nama daerah
Jawa : Arben leuweung, Arbenan (Sunda); Seladren (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Terna, menahun,tinggi 20-30 cm.
Batang : Batang melata atau merayap di alas tanah berupa stolon yang akan menumbuhkan tunas baru, berwama hijau keunguan alau hijau kemerahan.
Daun : Majemuk, berbagi 3, asimetris, anak daun bentuk oval, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 4-8 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan daun menyirip tegas, permukaan berbulu, kasar, warna hijau.
Bnga : Majemuk, bentuk tandan, terletak di ketiak daun, bunga sempurna, berkelamin ganda, dasar kelopak berlekalan, ujung lepas, bentuk segi tiga, tepi bergerigi, berbulu, hijau, bakal buah menumpang, benang sari dan putik jumlah banyak, mahkota berlepasan, 5 helai, panjang 8-13 mm, halus, putih.
Buah : Beri, bentuk bulat telur atau bulat, lunak, diameter 0,5-1 cm, merah.
Biji : Bentuk lanset, kecil, keras, berwama putih.
Akar : Serabut, berwama putih kotor.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, di tepi sungai atau di tempai-tempat yang sedikit basah dan mendapat cukup sinar matahari. Tumbuh dari dataran menengah sampai pegunungan dari ketinggian 800 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juni-Agustus, pemanenan sebaiknya dilakukan pada musim kernarau.

Bagian yang digunakan
Daun, atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Peniirun panas, anti bakteri, stimulan.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat demam: seluruh bagian tanaman arbenan segar sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih sclama 15 menit, disaring. setelah dingin diminum sekaligus.
2. Obat dipteri; daun arbenan segar sebanyak 10 gram, dicuci bersih dan ditumbuk halus tambahkan sedikit madu kemudian diminum dengan 50 ml air matang yang hangat.

Kandungan kimia :
Seluruh bagian tanaman arbenan mengandung saponin, flavonoida dan tanin.

Arben hutan (Rubus reflexus Ker.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Rosaceae
Marga : Rubus
Jenis : Rubus reflexus Ker.

Nama umum : Arben hutan

Nama daerah
Jawa : Arben hutan (Sunda); Gucen alas (Jawa).

Deskripsi
Habitus : Terna, memanjat atau merambat, panjang 1-3 m.
Batang : Bulat, berkayu, berduri, coklat kehijauan.
Daun : Tunggal, lersebar, berseling, tangkai silindris, berduri, panjang 3-8 cm, hijau keunguan, helaian daun bentuk oval, ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi berlekuk, panjang 5-15 cm, lebar 4-13 cm, pertulangan menjari, permukaan berbulu kasar, sisi atas berwarna hijau, sisi bawah hijau keputihan.
Bunga : Majemuk, di kefiak daun aiau di ujung batang, bentuk malai, kelopak berlepasan, ujung runcing, lima helai, berbulu kasar, panjang 3-8 mm, hijau, benangsari jumlah banyak, putih, bakal buah menumpang, mahkota berlepasan, lima helai, panjang 0,5- 1 cm, halus putih.
Buah : Beri, lunak, bentuk bulat telur, panjang 0,5-1 cm, masih muda hijau setelah tua ungu.
Biji : Bentuk bulat, keras, kecil, putih kelabu.
Akar : Serabut, berwarna kuning kecoklatan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan, tepi jalan dan semak belukar, pada ketinggian 1.000 m sampai 2.500 m di atas permukaan laut. Berbunga pada musim kemarau dan pengumpulan bahan sebaiknya dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober dan pemanenan dapat dilakukan sepanjarig tahun.

Bagian yang digunakan
Daun, buah, atau akar, dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Anti diare, anti ambaien (haemorrhoid), obat sariawan.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat diare: daun arben hutan sebanyak 30 gram, dicuci bersih, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 rnenit, disaring, setelah dingin diminum sehari 3 kali.
2. Obat ambein (wasir): akar arben hutan scbanyak 15 gram, dicuci bersih, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan akar arben hutan mengandung: saponin, flavonoida dan tanin; sedangkan buahnya mengandung vitamin C.

Asparagus (Asparagus officinalis L.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Asparagus
Jenis : Asparagus officinalis L.

Nama umum : Asparagus

Nama daerah
Jawa : Asparagus (Sunda) Asparagus (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, panjang ± 3 m.
Batang : Silindris, memanjat, membentuk rebung, hijau.
Daun : Majemuk, berseling, tersebar, bentuk jarum, panjang ± 1 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, benang sari silindris, panjang + 1,5 cm, kepala putik bentuk bintang, putih, mahkota putih kemerahan.
Buah : Kotak, bulat, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji : Bulat, diameter + 5 mm, putih.
Akar : Serabut, putih kotor.

Khasiat
Rebung Asparagus officinalis berkhasiat sebagai obat beri-beri. Untuk obat beri-beri dipakai 10 gram rebung Asparagus officinalis, diirisiris, dicuci dan diseduh dengan 1 gelas air mendidih. Hasil seduhan diminum dan rebungnya dimakan.

Kandungan kimia
Rebung, daun dan buah Asparagus officinalis mengandung saponin, disamping itu rebungnya juga mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol.

Asparagus (Asparagus cochinchinensis (Lour.) Merr.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Asparagus
Jenis : Asparagus cochinchinensis (Lour.} Merr.

Nama umum : Asparagus

Nama daerah
Jawa : Asparagus (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Tema, tahunan, tinggi 20-50 cm.
Batang ; Bulat, licin, berduri, hijau.
Daun : Duduk berkarang, reduksi ranting, bentuk jarum, bersegi, panjang 5-9 mm, pertulangan daun sejajar, hijau.
Bunga : Tunggal, di ketiak daun, benang sari 6, kepala sari bulat, kuning, mahkota 6 helai, kecil,putih.
Buah : Buni, bulat, kecil, masih muda hijau pucat setelah tua ungu.
Biji : Bulat, keras, hitam.
Akar : Serabut membentuk umbi, putih.

Khasiat
Umbi akar Asparagus cochinchinensis berkhasiat sebagai obat batuk dan sebagai pelancar air seni. Untuk obat batuk dipakai akar segar Asparagus cochinchinensis, dicuci dan dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus, sehari dua kali pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan umbi akar Asparagus cochinchinensis mengandung saponin dan polifenol.

Asparagus (Asparagus officinalis L.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Asparagus
Jenis : Asparagus officinalis L.

Nama umum : Asparagus

Nama daerah
Jawa : Asparagus (Sunda) Asparagus (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, panjang ± 3 m.
Batang : Silindris, memanjat, membentuk rebung, hijau.
Daun : Majemuk, berseling, tersebar, bentuk jarum, panjang ± 1 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, benang sari silindris, panjang + 1,5 cm, kepala putik bentuk bintang, putih, mahkota putih kemerahan.
Buah : Kotak, bulat, masih muda hijau seteiah tua coklat.
Biji : Bulat, diameter + 5 mm, putih.
Akar : Serabut, putih kotor.

Khasiat
Rebung Asparagus officinalis berkhasiat sebagai obat beri-beri. Untuk obat beri-beri dipakai 10 gram rebung Asparagus officinalis, diirisiris, dicuci dan diseduh dengan 1 gelas air mendidih. Hasil seduhan diminum dan rebungnya dimakan.

Kandungan kimia
Rebung, daun dan buah Asparagus officinalis mengandung saponin, disamping itu rebungnya juga mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol.

Aren (Arenga pinnata Merr.)

Botani

Sinonim : Arenga saccharifera Labiil

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Spadicitlorae
Suku : Palmae
Marga : Arenga
Jenis : Arenga pinnata Merr.

Nama umum : Aren

Nama daerah
Sumatera : Bakjuk (Aceh) Pangguh (Alosa) Pola (Batak Parpar) Paula (Batak Karo) Agaton (Batak Toba) Bargot (Mandailing) Agaton (Angkola) Anau (Simauiue) Peto (Nias) Paula (Mentawa) Biluluk (Minangkabau) Hanau (Lampung)
Jawa : Are (Jawa Tengah) Aren (Madura)
Bali : Hano
Nusa Tenggara : Jemaka (Sasak) Pola (Sumbawa) Nao (Bima) Karodi (Sumba) Moka (Sawu) Moke (Flores) Bole (Roti) Bone (Timor)
Sulawesi : Akele (Sangor) Waolo (Gorontalo) Pun arin (Tolitoli) Onau (Toraja) Inau (Makasar) Inau (Bugis)
Maluku : Seko (Ternate) Siho (Tidore) Tuna (Tanimbar) Nawa Roni (Buru)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tegak, tinggi 15-30 m.
Batang : Bulat. diameter ± 65 cm, hijau kecoklatan.
Daun : Berupa roset batang, berpelepah, tangkai 6-12 m, anak daun bentuk Janset, menyirip, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, panjang ± 1,5 m, lebar ± 7 cm, tangkai pendek, hijau muda, hijau tua
Bunga : Majemuk, berkelamin tunggal, bentuk tongkol, di ketiak daun, panjang tangkai ± 2,5 m, bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, panjang 0,5-1,5 m, bunga jantan panjang 1-1,25 cm, daun kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputih-putihan.
Buah : Bulat peluru, ujung melengkung ke dalam atau rompang, diameter 3-5 cm, coklat.
Biji : Bulat telur, hitam.
Akar : Serabut, putih kekuningan.

Khasiat
Akar Arenga pinnata berkhasiat sebagai peluruh air seni dan peluruh haid. Getah hasil sadapan berkhasiat sebagai obat sariawan, urus-urus dan obat radang paru-paru. Untuk peluruh air seni dipakai ± 25 gram akar segar Arenga pinnata, dicuci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menil, setelah dmgin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.

Kandungan kimia
Akar Arenga pinnata mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Asalea (Rhododendron simsii Planch.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Anglos per mac
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ericales
Suku : Ericaceae
Marga : Rhododendron
Jenis : Rhododendron simsii Planch,

Nama umum : Asalea

Nama daerah
Jawa : Asalea, Saliyah (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Semak menahun, tegak, tinggi 50-100 cm.
Batang : Bulat, percahangan rapat, permukaan kasar, coklat.
Daun : Tunggal, rosel batang, tersebar, langkai pendek, helaian daun bentuk lonjong sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 2-5 cm, lebar 1-2 cm, pertulangan menyirip, permukaan berbulu halus, hijau.
Bungaa : Tunggal, berkelompok, bentuk berkas, tangkai bulat, berbulu, dengan seludang bunga berwarna coklat, panjang 1 -2 cm, warna hijau, kelopak bcrlepasan, 5 helai, ujung runcing, berbulu, hijau, benang sari 6-10, panjang tidak sama, warna orange, dasar mahkota berlekalan, ujung lepas, 5 helai, panjang 5-8 cm, halus, warna orange.
Buah : Kotak, bentuk bulat telur, permukaan berbulu, panjang 0,5-1 cm, coklat.
Biji : Bulat, jumlah banyak, kecil, putih,
Akar : Tunggang, kuning kecoklatan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan yang umumnya dibudidayakan sebagai tanarnan bias dan ornamen taman, dari dataran rendah sampai pegunungan pada ketinggian 100 m sampai l.500 m di atas permukaan laut, Tumbuh baik pada tanah yang gembur dan subur dan di tempat yang banyak mendapatkan sinar matahari. Berbunga sepanjang tahun tetapi pemanenan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau.

Bagian yang digunakan
Bunga, daun dan akar dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Obat batuk, obat reuniatik, penghangat badan.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat batuk daun asalea segar sebanyak 60 gram dicuci bersih dan direbus dengan 400 ml air hingga mendidih selama 15 menit atau air rebusan tinggal setengahnya. Dinginkan dan disaring kemudian minum sekaligus, lakukan pengobatan sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Obat rcumatik: daun asalea segar sebanyak 10 gram potong-potong kecil, dicuci bersih rebus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan saring, minum sekaligus. Lakukan pengobatan sebanyak 2 kali sehari pagi dan sore. Hati-hati jangan gunakan dengan takaran rnelebihi dosis yang dianjurkan karena dapat rnenyebabkan keracunan.

Kandungan kimia
Daun asalea mengandung aikaloida, saponin dan tanin, sedangkan bunganya mengandung flavonoid.

Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Resales
Suku : Leguminosae
Marga : Tamaridus
Jenis : Tamarindus indica L

Nama umum : Asam jawa

Nama daerah
Sumatera : Bak mee (Aceh) Acam lagi (Gayo) Asam jawa (Melayu) Cumalagi (Minangkabau)
Jawa : Tangkal asem (Sunda) Wiiasem (Jawa) Acem (Madura)
Bali : Celagi (Bali)
Nusa Tenggara : Bage (Sasak) Mangga (Bima) Kanefo kiu (Timor) Tobi (Solor)
Kalimantan : Asam jawa (Dayak)
Sulawesi : Asang jawi (Gorontalo) Tamalagi (Buol) Saamba lagi (Barros) Comba (Makasar)
Maluku : Sablaki (Tanirnbar) Asam jawa ka (Buru) Asam jawa (Ternate) Tabelaka (Seram)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi ± 25 cm.
Batang : Tegak, berkayu, bulat, permukaan banyak lentisel, percabangan simpodial, coklat muda.
Daun : Majemuk, lonjong, berhadapan, panjang 1-2,5 cm, lebar 0,5-1 cm, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat, pertulangan menyirip, halus, hijau, tangkai panjang ± 0,2 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai panjang ± 0,6 cm, kuning, kelopak bentuk tabung, hijau kecoklatan, benang sari jumlab banyak, putih, putik putih, mahkota kecil, kuning.
Buah : Polong, panjang + 10 cm, lebar ± 2 cm, hijau kecoklatan.
Biji : Bentuk kotak, pipih, coklat.
Akar : Tunggang, coklat kotor.

Khasiat
Daging buah Tamarindus indica berkhasiat sebagai obat batuk, sariawan jerawat, bisul, borok dan eksim.

Untuk obat batuk dipakai ± 10 gram daging buah Tamarindus indica, dicuci, diseduh dengan 1 gelas air matang panas dan tambahkan gula merah secukupnya, setelah dingin diminum sekaligus.

Kandungan kimia
Daging buah, daun dan batang Tamarindus indica mengandung saponin, flavonoida dan tanin.

Asem Landa (Pithecollobium dulce (Roxb.) Benth.)

Botani

Sinonim : Mimosa dulcis Roxb. ; Inga dulce Willd.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Resales
Suku : Leguminosae
Marga : Pithecolfobium
Jenis : Pithecollobium dulce (Roxb.) Benth.

Nama umum : Asem landa

Nama daerah
Jawa : Asam karanji (Sunda) Asem landa (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi + 10 m.
Batang : Tegak, bulat, berkayu, berduri, percabangan simpodial, hijau keputih-putihan.
Daun : Majemuk, lonjong, menyirip, duduk berhadapan, panjang + 2,5 cm, lebar ± 1 cm, tepi rata, ujung dan pangkal tumpul, tangkai bulat, panjang ± 1 cm, hijau keunguan.
Bunga : Majemuk, di ujung batang, tangkai bulat, panjang 1-1,5 cm, hijau keputih-putihan, kelopak bentuk terompet, hijau keputih-putihan, benang sari bertangkai bulat, panjang ± 1 cm, jumlah banyak, putih, putik pipih, panjang 0,5-0,8 cm, mahkota lonjong merah.
Buah : Polong, lonjong, hijau keputih-putihan.
Biji : Bulat pipih, hitam.
Akar : Tunggang, putih.

Khasiat
Daun Pithecollobium dulce berkhasiat sebagai obat sariawan. Untuk obat sariawan dipakai ± 2 gram daun muda segar Pithecollobium dulce, dicuci dikunyah-kunyah sampai halus, biarkan 1-2 menit dalam mulut,
kemudian ampasnya dibuang.

Kandungan kimia
Daun, batang dan kulit batang Pithecollobium dulce mengandung saponin dan flavonoida, selain itu batang dan kulit batangnya juga mengandung tanin.

Asam Kranji (Dialium indum L.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Suku :Fabaceae
Bangsa : Resales
Marga : Dialium
Jenis : Dialium indum L.

Nama umum : Asam kranji

Nama daerah
Sumatera : Asam keranji (Melayu)
Jawa : Ki ranji (Sunda) Asem kranji (Jawa) Karanjhi (Madura)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 10-25 m.
Batang ; Tegak, bulat, percabangan simpodial, berduri, putih kotor.
Daun : Majemuk, duduk berseling, menyirip genap, terdiri dari 4 helai daun, lonjong, ujung dan pangkal tumpul, panjang 2-4 cm, lebar 1 - 2 cm, tepi rata, pertulangan menyirip, tipis, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, di ujung cabang atau di ketiak daun, tangkai silindris, benang sari dan putik halus, kuning, mahkota putih kekuningan.
Buah : Polong, panjang 7-15 cm, masih muda hijau setelah tua merah kehijauan.
Biji : Bulat pipih, memiliki selaput biji berwarna putih, permukaan licin, hitam.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Daging buah Dialium indum berkhasiat sebagai obat sariawan, gusi berdarah dan sakit mencret, sedang rebusan daunnya untuk mencud besi yang berkarat. Untuk obat mencret dipakai + 15 gram daging buah Dialium indum yang sudah cukup masak lalu dimakan selagi masih segar.

Kandungan kimia
Daun dan buah Dialium indum mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Aseman (Polygonum chinense L.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyla
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Polygonales
Suku : Polygonaceae
Marga : Polygonum
Jenis : Polygonum chinense L.

Nama umum : Aseman.

Nama daerah
Jawa : Bungbrum, Titiwuan, Tiwu bungbum (Sunda); Aseraan, dandang (Jawa)
Bali : Udang-udang (Bali)

Deskripsi
Habitus : Terna, memanjat atau merambat, panjang 3-6 m.
Batang : Bulat, licin, beruas-ruas, sedikit berkayu, hijau atau merah kehijauan.
Daun : Tunggal, tersebar, pelepah memeluk batang, dengan daun menumpu, helaian bentuk lonjong sampai lanset, ujung runcitig, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-7 cm, pertulangan menyirip, permukaan berkerut, licin, hijau keunguan.
Bunga : Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, berkefompok, atau di ujung batang, bimga tidak sempurna, berkelamin ganda, benang sari duduk di atas bakal buah, mahkota bentuk bintang, berlepaaan, panjang 3-6 mm, putih.
Buah : Kotak palsu, bulat telur, berusuk 3, kulit lunak, permukaan licin, panjang 5-8 mm, ungu kebiruan.
Biji : Bulat telur, ujung runcing, tajam, kecil, keras, coklat kehitaman.
Akar : Serabut, merah kecoklatan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tanaman liar di hutan-hutan yang lembab dari ketinggian 800 m sampai 3.300 di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Agustus-Novgmber dan dapat dipanen epanjang tahun.

Bagian yang digunakan
Daun dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Anti bakt nyeri lambung. anti racun.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat nyeri lambung : daun aseman segar sebanyak 60 gram, dicuci dan direbus dengan 00 ml sampai mendidih dan air rebusannya tinggal setengah, disaring dan setelah igin diminum sekalligus.
2. Luka gigitan hewan berbisa : daun aseman segar sebanyak 100 gram, dicuci dan ditumbuk halus kemudian tempelkan pada bagian yang sakit.

Kandungan kimia
Daun aseman mengandung saponin, antrakinon dan glikosida.

Alamanda (Allamanda cathartica L)

Botani

Sinonim : Allamanda hendersoni Bull, ex Domb.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Apocynales
Suku : Apocynaceae
Marga : Allamanda
Jenis : Allamanda cathartica L

Nama umum/dagang : Alamanda

Nama daerah
Jawa : Lame areuy (Sunda) Alamanda (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi 4-5 m.
Batang :Berkayu, bulat, berbaring, berbuku-buku, tiap buku terdapat daun yang melingkar, empat sampai lima, bergetah, percabangan monopodial, cabang muda hijau, atas ungu, putih kehijauan.
Daun : Tunggal, lonjong, tepi ratamelipatke bawah, ujung dan pangkal meruncing, panjang 5-16 cm, lebar 2, 5-5 cm, tebal, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, berkelamin dua, di ujung cabang dan ketiakdaun, tangkai silindris, pendek, hijau, kelopak bentuk lanset, permukaan halus, hijau, benang sari tertancap pada mahkota, mahkota berseling pada lekukan, tangkai puiik silindris, kepala putik bercangap dua, kuning, mahkota bentuk terompet atau corong, permukaan rata, kuning.
Buah : Kotak, bulat, diameter + 1,5 cm.
Biji : Bentuk segitiga, masih muda hijau keputih-putihan setelah tua hitam.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Daun Allamanda cathartica berkhasiat untuk penawar keracunan, Untuk penawar keracunan dipakai ±15 gram daun segar Allamanda cathartica, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak selang satu jam.

Kandungan kimia
Daun Allamanda cathartica mengandung alkaloida, kulit batang dan buahnya mengandung saponin, di samping itu kulit batangnya juga mengandung tanin dan buahnya mengandung flavonoida dan polifenol.

Ambre (Geranium radula Cavan.)

Botani

Sinonim : Pelargonium odoratissimum Hort.; P. Roseum Hort.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Geraniales
Suku : Geraniaceae
Marga : Geranium
Jenis : Geranium radula Cavan.
 
Nama umum/dagang: Ambre

Nama daerah
Sumatera : Daun ambre (Melayu)
Jawa : Ambre (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Perdu, linggi ± 1,5 m.
Batang : Berkayu, bulat, permukaan kasar, berbulu, masih muda hijau setelah tua coklat.
Daun : Tunggal, tangkai 5-12 cm, berambut kasar, tepi bergerigi, ujung tumpul, pangkal berlekuk, berambut, pertulangan menyirip, panjang ± 13 cm, lebar ± 9 cm, hijau muda, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk payung, tangkai panjang 5-12 cm, kelopak lepas terdiri dari 5 helai, daun mahkota lima, bulat telur, panjang 1 - 1,5 cm, lebar 5-7 mm, benang sari sepuluh, pangkal berlekatan, bakal buah 5 ruang, merah muda.
Buah : Buni, kerucut, panjang 5-6 mm, hijau.
Biji : Kecil, putih.
Akar : Tunggang, coklat muda.

Khasiat
Daun Geranium radula berkhasiat sebagai obat rematik dan bahan baku kosmetika. Untuk obat rematik dipakai ± 15 gram daun segar Geranium radula, ditumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan pada bagian yang sakit.

Kandungan kimia
Daun Geranium radula mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.di samping minyak atsiri

Andong (Cordyline fruticosa (L) A. Chev.)

Botani

Sinonim : Cordyline sieberi Kunth.; C. terminalis Kunth.; Colodracon jacquinii Planch.; C. terminalis Planch.; Dracaena terminalis L.; Taestsia fruticosa Merr.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Cordyline
Jenis : Cordyline fruticosa (L) A. Chev.

Nama umum/dagang : Andong

Nama daerah
Sumatera : Bak juang (Aceh) Linjuang (Batak) Tumjuang (Palernbang)
Jawa : Hanjuang (Sunda) Andong fJawa Tengah) Kayu urip (Madura) Andong (Jakarta)
Bali : Endong
Kalimantan : Renjuang (Dayak)
Nusa Tenggara : Endong
Sulawesi : Tabango (Gorontalo) Palili (Makasar) Panjureng (Bugis)
Maluku : Weluga (Ambon)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi ± 10 m.
Batang : Bulat, keras, bekas dudukan daun nampak jelas, bercabang, putih kotor.
Daun : Tunggal, menempel pada batang, pangkal dan ujung runcing, tepi rata, panjagn 20-60 cm, lebar 10-13 cm, pelepah 5-10 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun, tangkai panjang, bulat, bercabang, daun pelindung panjang ± 1,4 cm, ujung runcing, kelopak berlaju, mahkota terdiri dari 6 daun mahkota, benangsari bertaju, menempel pada tenda bunga, tangkai putih, putik putih, kepala putik bertaju tiga, ungu.
Buah : Buni, bulat, merah mengkilat.
Biji : Hitam mengkilat.
Akar : Serabut, putih kekuningan.

Khasiat
Daun Cordyline fruticosa berkhasiat sebagai obat luka dan obat wasir. Untuk obat luka dipakai ± 10 gram daun segar Cordyline fruticosa dicuci, ditambah ± 1 gram garam, ditumbuk sampai halus, ditempelkan pada luka dan dibaiut.

Kandungan kimia
Daun Cordyline fruticosa rnengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Alang-alang (Imperata cylindrica Beauv.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Poales
Suku : Gramineae
Marga : Imperata
Jenis : Imperata cylindrica Beauv.

Nama umum/dagang : Alang-alang

Nama daerah
Sumatera : Rih (Batak) Alalang (Minangkabau) Lioh (Lampung) Neleleng laku (Aceh)
Jawa : Ki Eurih (Sunda) Alang-alang (Jawa) Lalang (Madura)
Bali : Ambengan
Nusa Tenggara : Re (Sasak) Re (Sumbawa) Atindalo (Bima) Witu (Sumba) Rii (Flores)
Kalimantan : Halalang
Irian : Kalepip (Kalana)

Deskripsi
Habitus : Semak, menahun, tinggi 1-1,5 m.
Batang : Lunak, bulat, pendek, beruas-ruas, pada tiap buku terdapat rambut, putih keunguan.
Daun : Tunggal, lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal menyempit, panjang ± 1 m, lebar ± 1,5 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, panjang 16-30 cm, benang sari dua, kepala sari putih alau ungu, tangkai putik dua, kepala putik panjang, putih keunguan.
Buah : Buni, bulat telur, berbulu, kuning.
Biji : Bulat, coklat.
Akar : Serabut, putih kotor.

Khasiat
Imperata cylindrica berkhasiat untuk peluruh air seni. Untuk peluruh air seni dipakai ± 10 gram akar segar Imperata cylindrica, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air, hingga airnya tinggal 1 gelas, kernudian disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.

Kandungan kimia
Akar Imperata cylindrica mengandung saponin dan tanin, sedangkan daunnya mengandung polifenol.

Amis-amisan (Houttuynia cordata Thunb.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Piperales
Suku : Saururaceae
Marga : Houttuynia
Jenis : Houttuynia cordata Thunb.

Nama umum : Amis-amisan

Nama daerah
Jawa : Amis-amisan (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Terna, rnenahun, melata atau tegak, tinggi 20-90 cm.
Batang : Bulat, bergerigi, beruas-ruas, dari ruas yang menempel tanah keluar akar, warna hijau keunguan.
Daun : Tunggal, dengan daun penumpu berbentuk segitiga, tangkai silindris, panjang 4-7 cm, bentuk jantung, ujung runcing, pangkal bertoreh membulat, pertulangan bentuk jala, permukaan kasar, warna hijau atau hijau keunguan.
Bunga : Tunggal, di ketiak daun atau di ujung cabang, berkelamin ganda, tanpa kelopak bunga, benangsari dan putik banyak, tersusun dalam bongkol, benangsari 3, kepala sari bersusun 3, putik 3, bentuk jarum, putih, mahkota berlepasan, 4 helai, bentuk oval, ujung membulat, pangkal runcing, panjang 0,5-1 cm, halus putih.
Buah : Bulat telur, lurus, panjang 2-3 mm, hijau.
Biji : Bulat, kecil, hitam.
Akar : Serabut, coklat kotor.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di tepi-tepi rawa, hutan-hutan basah atau di tepi sungai, pada ketinggian 100 m sampai 900 m di atas permukaan laut. Dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah mulai dari tanah berpasir yang ringan sampai tanah berat berliat. Berbunga pada bulan Juni-September. Waktu panen yang tepat bulan September-November.

Bagian yang digunakan
Daun, atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Anti-asma. anti-bakteri dan anti-radang.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat asma: seluruh bagian tanaman amis-amisan separ sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 rnenit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus. dilakukan sehari 2-3 kali.
2. Obat pilek: daun amis-amisan segar sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 rnenit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan batang amis-amisan mengandung saponin, kardenolin dan polifenol.

Anggrek Bongko (Pholidola chinensis Lindl.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Orchidales
Suku : Orchidaceae
Marga : Pholidota
Jenis : Pholidola chinensis Lindl.

Nama umum/dagang : Anggrek bongko

Nama daerah
Jawa : Angrek merpati, Anggrek bongkol (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Terna, epifit, tinggi, tahunan, tinggi 20-40 cm.
Batang : Bulat, alau bulat telur, diameter 2-5 cm, panjang 5-8 cm, berair atau sukulen, licin, hijau.
Daun : Tunggal, tangkai pendek, berseling, helaian daun bentuk lanset atau lonjong, panjang 10-20 cm, lebar 4-8 cm, ujung meruncing, pangkal rimcing, tepi rata, pertulangan sejajar melengkung, permukaan licin, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, kelopak bentuk oval, ujung runcing, panjang 1-2 cm, coklat, kelopak lepas, 5 helai, bentuk tidak sama, putih.
Buah : Kotak, bentuk kapsul, permukaan berusuk, panjang 2-3 cm, hijau.
Biji : Bulat, kecil, jumlah sangat banyak, halus, coklat.
Akar : Serabut, berwarna coklat kehijauan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan, tumbuh pada batu-batuan berlumut atau batang pohon mati yang basah, kadang-kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik di tempat yang terlindung dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Maret, pemanenan dapat dilakukan sepanjang tahun.

Bagian yang digunakan
Seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Obat batuk kering (antitusif), anti radang.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat batuk kering: batang anggrek bongkol sebanyak 50 gram ditumbuk halus dan diperas airnya, disaring, dan diminum sekaligus. Lakukan pengobatan 3 kali sehari, pagi, siang dan sort; hari sesudah makan.
2. Obat rematik: seluruh bagian tanaman anggrek bongkol sebanyak 60 gram, cud bersih, direbus dalam 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit. Ilasil rebusan setelah dingin disaring, diminum sekaligus. Pengobatan dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore.

Kandungan kimia
Seluruh bagian tanaman anggrek bongkol mengandung kardenolin, flavonoid dan polifenol.

Anggrek Tanah (Spathoglottis plicata Bl.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Compositae
Marga : Spathoglottis
Jenis : Spathoglottis plicata Bl.

Nama umum/dagang : Anggrek tanah

Nama daerah
Jawa : Anggrek congkok (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Semak, semusim, tinggi ± 60 cm.
Batang : Tegak, bulat, lunak, berbulu, batang di dalam tanah, membentuk umbi, hijau.
Daun : Tunggal, lonjong, berseling, panjang 5-8 cm, lebar 0,5-1 cm, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, di ujung batang, tangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, benang sari bentuk khas, kuning berbintik coklat, serbuk sari kuning, putik bertangkai pendek, coklat, mahkota lonjong, halus, jumlah lima, ungu.
Buah :Kotak, lonjong, panjang + 5 cm, kuning pucat.
Biji : Bulat, kecil, putih kehitaman.
Akar : Serabut, coklat keputih-putihan.

Khasiat
Umbi Spathoglottis plicata berkhasiat sebagai obat radang telinga. Untuk obat radang tellnga dipakai umbi segar Spathoglottis plicata, dicuci lalu ditumbuk hingga lumat dan peras. Hasil perasan diteteskan pada telinga yang sakit.

Kandungan kimia
Umbi, daun dan akar Spathoglottis plicata mengandung polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung saponin.

Anggrek Kupu (Arundina chinensis Bl.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Orchidales
Suku : Orchidaceae
Marga : Arundina
Jenis : Arundina chinensis Bl.

Nama umum : Anggrek kupu

Nama daerah
Jawa : Anggrek kupu (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Terna, menahun, merumpun, tinggi 30-100 cm.
Batang : Bulat, beralur, beruas-ruas, licin , hijau atau hijau kecoklatan.
Daun : Tunggal, berseling, pelepah memeluk batang, helaian daun bentuk pita, ujung runcing, tepi rata, panjang 15-25 cm, lebar 1-3 cm, pertulangan sejajar, permukaan kasar, kaku, hijau.
Bunga : Majemuk, di ujung batang, bentuk malai, dengan daun penumpu berbentuk segitiga, kelopak menyerupai selaput, berwarna coklat, mahkota 5 helai, 4 helai bentuk lanset, ujung runcing, panjang 3-5 cm, warna putih, mahkota di tengah bentuk menyerupai terompet, ujung bergelombang, warna ungu muda, bagian dalam ungu tua.
Buah : Kotak: bentuk kapsul, berusuk, panjang 3-5 cm, ujung dengan bekas pelekatan mahkota, hijau.
Biji : Berupa serbuk halus berwama coklat.
Akar : Serabut, warna coklat kekuningan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di lereng-lereng bukit, di hutan-hutan sekunder atau kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik pada berbagai jenis tanah dan menyukai tempat-tempat yang sedikit ternaungi, dapal dltemukan pada ketinggian 400 m sampai 800 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juli-Desember dan pengumpulan bahan dapat dilakukan sepanjang tahun.

Bagian yang digunakan
Daun atau bagian tanarnan dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Peluruhan seni dan anti radang.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat infeksi saluran kemih : daun anggrek kupu segar scbanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus sehari sekali dan sebaiknya diminum pada pagi hari.
2. Obal radang hati : daun dan batang anggrek kupu segar sebanyak 60 gram, dicuci direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 10 inenit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan batang anggrek kupu mengandung saponin, kardenolin, flavonoid dan polifenol.

Anggrek Tanah (Phaius tankervilliae (Ait.) BL)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyedoneae
Bangsa : Orchidales
Suku : Orchidaceae
Marga : Phaius
Jenis : Phaius tankervilliae (Ait.) BL

Nama umum/dagang : Anggrek tanah

Nama daerah
Jawa : Anggrek tanah (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Tema, menahun, tegak, tinggi 50-100 cm.
Batang : Semu, merupakan pelekatan pelepah daun, hijau.
Daun : Tunggal, berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 30-70 cm, lebar 10-15 cm, pertulangan sejajar, permukaan berkerut, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, tangkai bulat, panjang 50-100 cm, hijau, kelopak 5 helai, berlepasan, bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, tebal, panjang 7-10 cm, lebar 1-1,5 cm, putih, mahkota 4 helai, asimetris, bagian bawah membentuk tabung, kuning coklat.
Buah : Kotak, bentuk kapsul, tepi berusuk, permukaan licin, panjang 3-5 cm, hijau.
Biji : Bulat, kecil, jumlah banyak, halus, coklat.
Akar : Serabut, berwarna putih kotor.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan, tempat-tempat yang lembab atau kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh di tanah yang gembur dan banyak mengandung humus pada ketinggian 800 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Pernbungaan dimulai pada bulan Juni dan panen sebaiknya dilakukan pada musim kemarau.

Bagian yang digunakan
Umbi dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Obat batuk, memperlancar peredaran darah haemostatik.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat batuk: 30 gram umbi anggrek tanah segar, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai air rebusan tinggal setengahnya, setelah dingin diminum. Tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil.
2. Obat bengkak: 30 gram umbi anggrek tanah segar ditumbuk.halus, tempelkan pada bagian yang sakil dibalut dengan kain bersih.

Kandungan kimia
Umbi anggrek tanah mengandung saponin, kardenolin, polifenol dan antrakinon.

Awar-awar (Ficus septica Burm. f.)

Botani

Sinonim : Ficus leucantatoma Poir.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
Jenis : Ficus septica Burm. f.

Nama umum : Awar-awar

Nama daerah
Jawa : Kiciyat (Sunda) Awar-awar (Jawa Tengah) Barabar (Madura)
Bali : Awak-awak
Sulawesi : Loloyan(Minahasa) Tobo-tobo (Makasar) Dansalo (Bugis)
Maluku : Babu lutu (Halmahera) Tagatalo (Ternate) Awar-awar (Ambon)

Deskripsi
Habitus : Perdu, tegak, tinggi ± 6 m.
Batang : Bulat, berongga, bercabang, bergetah, coklat muda.
Daun : Tunggal, berseling atau berhadapan, bulat telur, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata, panjang 10-30 cm, lebar 6-16 cm, permukaan alas mengkilat, pertulangan menyirip, tangkai panjang 2-5 cm, hijau keputih-putihan, hijau.
Bunga : Majemuk, pada batang dan ranting, kelopak dan mahkota kecil, hijau keputih-pulihan.
Buah : Buni, bulat, tangkai pendek, diameter ± 2 cm, masih muda hijau setelah tua hitam.
Biji : Kecil, keras, coklat .
Akar : Tunggang, putih kecoklatan.

Khasiat
Daun Ficus septica berkhasiat sebagai obat bisul, obat luka. obat borok dan penawar racun binatang berbisa. Akarnya berkhasiat sebagai obat sesak nafas. Untuk obat bisul dipakai ± 5 gram daun segar Ficus septica, ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan pada bisul.

Kandungan kimia
Daun, buah dan akar Ficus septica mengandung saponin dan flavonoida, disamping itu buahnya juga mengandung alkaloida dan tanin, akarnya juga mengandung polifenol.

Minggu, 27 Februari 2011

Anggur (Vitis vinifera L.)

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rhamnales
Suku : Vitaceae
Marga : Vitis
Jenis : Vitis vinifera L.

Nama umum/dagang : Anggur

Nama daerah
Sumatera : Jabib (Aceh) Agu (Nias) Buwah anggur (Melayu)
Jawa : Anggur (Jawa)
Nusa Tenggara : Atar (Floras) Kuku-aek (Roti)

Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, tahunan, tinggi + 8 m.
Batang : Tegak, silindris, berkayu, coklat kehijauan.
Daun : Tunggal, lonjong, berseling, tepi bergigi, berambut, panjang 10-16 cm, lebar 5-8 cm, bertangkai coklat, panjang ± 10 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, berhadapan, kelopak bentuk mangkok, ujung rompang, mahkota lima, panjang ± 2 mm, ujung berlekatan, hijau.
Buah : Buni, bulat, hitam.
Biji : Lonjong, coklat muda.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Daun Vitis vinifera berkhasiat sebagai peluruh air seni, obat syphilis, kudis, sakit kepala, dan radang tenggorokan. Untuk peluruh air seni dipakai ± 15 gram daun segar Vitis vinifera, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selarna 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali, pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan buah Vitis vinifera mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Anggur Laut (Coccoloba uvifera L.)

Botani

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sudivivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Polygonales
Suku : Polygonaceae
Marga :Coccoloba
Jenis : Coccoloba uvifera L.

Nama umum/dagang : Anggur laut

Nama daerah
Jawa : Anggur laut (Jawa)

Deskripsi 

Habitus : Perdu, tinggi 2-4 m.
Batang : Tegak, bulat, percabangan simpodial, beruas-ruas, putih kecoklatan.
daun : Tunggal, berseling, bulat, tepi rata, ujung dan pangkal membulat, panjang 10-20 cm, lebar 15-25 cm, bertangkai pendek, permukaan licin, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, tangkai silindris, panjang 10-20 cm, hijau, kelopak bentuk piala, hijau, benang sari panjang ± 5 mm, putih, tangkai putik pipih, kepala putik bulat, kuning mahkota lonjong, putih.
Buah : Buni, bulat telur, diameter 1 -2 cm, hijau kekuningan.
Biji : Bulat, diameter 5-8 mm, keras, hitam.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Kulit batang dan buah Coccoloba uvifera berkhasrat sebagai Obat mencret dan obat batuk. Untuk obat diare dipakai + 10 gram buah Coccoloba uvifera yang masih muda, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air sampai mendidih, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.

Kandungan kimia
Daun, buah dan kulit batang Coccoloba uvifera mengandung saponin, flavonoida dan tanin, dt samping itu kulit batangnya juga mengandung antrakinon.

Jumat, 25 Februari 2011

hohooo.,., gx nyesal deh trnyta aku pilih "Farmasi"

(◦^⌣').('⌣^◦)
Klo dilihat dari lapangan kerja ke depannya yah:
Farmasi bisa kerja di bidang industri obat dan makanan, rumah sakit, apotek, industri obat herbal, di BPOM, di bagian bioteknologi (vaksin dkk), bisa jadi dosen, scientist murni, konsultan dan banyak lagi.

untuk yang mau bergerak di bidang farmasi industri, bisa bekerja di bagian formulasi obat (tablet, sediaan cair, sediaan injeksi dkk ), quality control, quality assurance, bioekivalensi obat, gitu2 deh. Contoh perusahaan yang terkenal yang ada di indonesia: kalbe farma, kimia farma, bayer, pfizer, novartix, glaxo, novell, soho, abbott, dll.
Terus, sarjana farmasi + apoteker, klo di industri, jenjang karirnya mulai dari tengah ke atas. Jadi, gak mulai dari bawah-bawah amat. Gaji dan sebagainya tergantung perusahaan nya gan.

Klo tertariknya dengan farmasi obat herbal, bisa kerja di perusahaan2 jamu sperti sido muncul, nyonya menir, jamu borobudur, gitu2. Sekitar 5 thun ke depan, kabarnya c, farmsi obat herbal ini lagi berkembang2nya.

Klo tertariknya farmasi klinik, agan bisa kerjanya di rumah sakit-rumah sakit, apotek2, sebagai apoteker atau sebagai konsultan obat gitu. Atau bisa kerja di klinik2 kesehatan sperti Prodia, Pramita, dll.

Klo tertarik di bidang bioteknologi, farmasi juga dibutuhkan dalam pengembangan vaksin dan produk peningkat imunitas lainnya. Bisa kerja di biofarma, biotekindo, bahkan bisa ke WHo..

Klo tertariknya kerja di pemerintahan, lulusan farmasi sebagian besar ditampung di BPOM atau Departemen Kesehatan..

Klo tertariknya di research2 gitu/scientist, bisa kerja di pusat2 research, misalnya pengembangan stem cell cancer. gitu2.. dan perusahaan2 itu udah ada di indonesia semua kok..

Atw, bisa juga kerja di industri alat-alat biomedikal gitu.. Di industri2 yang bikin alat2 yang dibuthkan ma orang2 farmasi/alat2 kedokteran gitu.. hehe.

Terakhir, bisa jadi dosen deh.. ^_^. Dosen bidang farmakologi, farmasetik, farmakokimia atau bahan alam. Semuanya oke..

Jadi, yah menurutku c, farmasi lingkup kerjanya luas. Dah gitu, bisa dsedikit banyak sambil ngabdi ke masyarakat..
Sukses gaknya, tergantung semangat n usaha kita masing2 gan..

Semoga membantu..  


satu lagi yang jarang orang tau tentang bidang farmasi..
bahkan alat kosmetik yang marak dipakai ma cewe2 tuh produk farmasi loh!


 

Kamis, 24 Februari 2011

APA BEDA ISTILAH OBAT PATEN DAN GENERIK


Apotik mania, pada postingan yang lalu saya pernah menjelaskan 5 istilah penting apotik dan farmasi, nah pada postingan kali ini istilah-istilah tersebut akan saya tambahkan berhubung ada beberapa permintaan dari apotik mania. Berikut ini yang saya tambahkan adalah istilah-istilah yang terkait dengan obat :
  • Obat Paten adalah obat yang masih memiliki hak paten, biasanya selama 20 tahun, setelah 20 tahun baru boleh di produksi oleh perusahaan lain
  • Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang telah di tetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya
  • Obat Generik Bermerek/bernama dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan
  • Obat Essensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Nah apotik mania, untuk postingan kali ini cukup tambahan beberapa istilah di atas. Kalau ada yang ingin menambahkan saya sangat senang sekali. Semoga artikel ini selalu bermanfaat buat kita semua. Salam sehat !

5 ISTILAH PENTING APOTIK DAN KEFARMASIAN


Apotik mania yang berbahagia…
postingan saya kali ingin mengajak kita kepada hal yang paling mendasar 
yaitu istilah-istilah penting apotik dan farmasi 

Sebenarnya banyak sekali istilah-istilah penting apotik dan farmasi, tetapi secara ringkas akan saya sajikan 5 istilah penting saja yang sering kita dengar atau baca yaitu :

1. Perbekalan Kesehatan

Perbekalan kesehatan merupakan semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan

2. Alat Kesehatan

Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

3. Sediaan Farmasi

Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.

4. Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

5. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat

Demikianlah apotik mania, semoga pemahaman kita semakin bertambah dan semoga bermanfaat. sukses!

Narsizzz..... ^_^

You Love Me