Selasa, 21 Desember 2010

Selamat Hari Ibu .... ^_^

Ibu…
Terima kasih engkau menyayangiku dari hati yang ikhlas. Dari sentuhan tangan yang tulus, dari senyuman yang manis, dari perkataan yang bijak, serta dari empati yang santun. Engkau begitu mesra memanjakanku, merasakan perasaanku, engkau menangis ketika aku bersedih, engkau berada di dekatku ketika semua menjauhiku, kau mendukungku ketika semua mencoba melemahkanku, kau begitu peduli denganku ketika aku sudah tak peduli dengan diriku sendiri.
Ibu…
Terlalu baik dirimu untuk anak seperti ku, anak yang egois, anak yang manja, anak yang malas, anak yang selalu membuatmu menangis khawatir, anak yang selalu membuatmu bersedih, selalu membuatmu bersusah payah, dan selalu membuatmu merasa lelah.

Masih pantaskah aku dipanggil anak!

Ibu….
Kejadian malam ini, mengingatkanku kejadian malam beberapa bulan lalu. Ketika sang ayah juga menjemputku dengan payung Kuning.

“waktu itu, keadaan memang sangat hujan deras. Ku beranikan diri untuk meminta sebuah mobil mengantarkanku pulang, ditengah perjalanan, ku temukan sosok yang tak asing lagi. Membawa kan payung untukku, berjalan sambil menahan rasa dingin, mengangkat celana karena menghindari banjir. Mobil yang mengantarku melewati sosok itu, ku beranikan diri untuk bilang “Berhenti!”, ku buka pintu mobil, Ku kejar laki-laki itu kembali kebelakang,

ayah…..!!,

tapi hujan dan petir mengalahkan suaraku. Tanpa payung, ku kejar ayah dengan gerakan lebih cepat, hingga aku berada di belakangnya. Kemudian, ku kecilkan suaraku “Ayah”. Dan ayah menoleh kebelakang dengan senyuman, ayah tersenyum meskipun dalam keadaan tak mungkin mampu membuat orang tersenyum. Ayah senang karena menemukanku, dan ayah sedih ketika melihat keadaan ku pada saat itu. Setelah itu tanpa percakapan dan pertanyaan, ayah dan aku segera pulang dengan berjalan menempuh jarak 1 km. aku berjalan dibelakang ayah, mengikuti jejak yang di ciptakan ayah, hingga air hujan menghapus jejakku bersama jejak ayah.
Selalu terdengar dari hati…
Jangan Mengeluh!!
Jangan mengeluh!!
Jangan mengeluh!!
Aku tersenyum sambil mengikuti jejak ayah, berharap air hujan tak mampu menghapusnya.

Ibu….
Malam ini, engkau menggantikan posisi ayah seperti malam itu. Dengan wajah lelahmu 1 km harus engkau taklukkan dibawah derasnya hujan.

Ku temukan sosokmu dipersimpangan jalan, membawakanku sebuah payung berwarna kuning. Spontanitas, aku meneteskan air mata melihatmu.

Betapa kejamnya diriku, betapa teganya aku, membuat ayah dan ibu selalu khawatir denganku.

Aku kembali berjalan di belakangmu, mengikuti jejakmu seperti aku mengikuti jejak ayah. Biar hujan dapat menghapus jejakku bersama jejakmu juga. Aku hanya terdiam katika engkau melontarkan bermacam pertanyaan khawatir terhadapku, terdiam Karena menahan tangis.

Masih pantaskah aku di panggil anak!

Ibu…
Diri ini penuh dengan dosa, belum bisa menjadi anak yang sholeha. Belum bisa membuatmu menangis karena bangga mempunyai anak sepertiku.

Engkau selalu menangis khawatir terhadapku, khawatir karena hanya ditubuhku mengalir darahmu. Begitu payahnya engkau berjuang untuk mendapatkanku, hampir 2 dasawarsa lamanya baru kemudian ada aku.

Tapi..
Kehadiranku selalu membuatmu khawatir, khawatir dengan keadaanku, khawatir dengan perasaanku, khawatir dengan kesehatanku, khawatir dengan keselamatanku serta khawatir dengan nyawaku.

Aku masih ingat….
Ketika ada suara auman anjing seperti srigala di dekat kamarku, tepat tengah malam, ayah langsung memintamu untuk tidur menemaniku. Betapa takutnya ayah jika aku merasa takut.

Dan betapa hebohnya ibu, ketika badanku mulai terasa panas. Aku menangis bukan karena sakit, tapi aku menangis karena ibu menangis .

Ibu…..
Aku juga masih ingat pesanmu
“Anakku, kami mengandaikanmu seperti bunga, yang selalu kami jaga dan kami siram. Agar bunga tersebut jangan sampai layu. Karena jika bunga telah layu, takkan ada yang memperdulikannya lagi. Bahkan akan dibuang oleh orang, dianggap sebagai sampah, Hingga kumbangpun tak mau menghampiri”.

SELAMAT HARI IBU.,.,.,.,. T.T
Lagu ini ku nyanyikan special untukmu..,.,

Sebening Tetesan embun pagi
Secerah sinarnya mentari
Bila ku tatap wajah Mu Ibu
Ada kehangatan di dalam hatiku
Air wudhu slalu membasahimu
Ayat suci slalu di kumandangkan
Suara lembut penuh keluh dan kesah
Berdoa untuk putra-putrinya
Oh Ibuku Engkaulah wanita
Yang ku cinta selama hidupku
Maafkan anakmu bila ada salah
Pengorbanan Mu tanpa balas jasa
Ya Allah ampuni dosanya
Sayangilah seperti menyayangiku
Berilah Ia kebahagian
Didunia juga di akhirat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Narsizzz..... ^_^

You Love Me